Di depan tenda para guru PPG ada lapangan yang sangat luas. Katanya pernah dijadikan tempat pelaksanaan kegiatan pramuka se-kecamatan Simbuang. Sempat di depan satu tenda, ada bekas pondasi yang hampir tertutup rerumputan dan tanah.
Setiap kali datang, para guru yang kuliah PPG sudah membawa bekal masing-masing. Bisa dibayangkan bisa sampai dua kali makan di atas dinginnya bukit Karopo.Â
Cuaca sangat dingin adalah tantangan lain yang harus dihadapi para guru saat PPG. Dingin, angin dan hujan akan menemani setiap saat. Ketika saya berada di puncak bukit Karopo, hujan turun dengan deras. Angin pun bertiup dengan sangat kencang. Suasana perbukitan yang tanpa pohon rindang membuat angin dengan mudah menembua kw dalam tenda.Â
Perjuangan guru ketika para guru harus pulang malam sempat terlintas di pikiran saya. Lokasinya benar-benar sepi. Dingin ditambah cerita-cerita mistis. Untungnya keempat guru adalah warga lokal Puangbembe, yang pasti sudah sedikit terbiasa dengan kondisi di Bukit Karopo.Â
Selain sepi dan dingin, tantangan berikutnya adalah keberadaan kerbau dan kuda luar yang sering berkeliaran di sekitar tenda para peserta PPG. CGP pak Kristian saja pernah dikejar kuda liat ketika mengikuti sesi ruang kolaborasi secara online di lokasi yang tidak jauh dari tenda-tenda PPG.Â
Keberadaan kerbau dan kuda liar terlihat jelas dari banyaknya kotoran yang mereka tinggalkan di sekitar tenda, jalan setapak dan lapangan di Bukit Karopo.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H