Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Merawat Cinta dalam Keluarga

21 Januari 2024   18:50 Diperbarui: 25 Januari 2024   23:51 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengikuti kegiatan keluarga. Sumber: dok. pribadi

Cinta, satu kata terindah dalam kehidupan manusia. Makin sempurna cinta itu ketika ada kasih sayang tulus yang murni melingkupinya. Cinta adalah kebutuhan setiap orang. Cinta mampu mengarahkan tujuan hidup. Cinta memiliki kekuatan untuk mengubah kepribadian seseorang. Cinta yang hilang seringkali membawa kehancuran dalam hidup. 

Cinta bisa tumbuh secara pribadi dan menjadi kekuatan hidup seseorang. Ia mencintai dirinya, menyayangi kehidupannya sehingga ia kuat dan mampu bertahan hidup di tengah lingkungan masyarakat yang heterogen dengan berbagai lika-liku dramanya. 

Dalam kehidupan berumah tangga, kehadiran cinta sangat vital. Akhir-akhir ini media televisi, media online dan grup medsos banyak menyampaikan berita-berita tentang penganiayaan hingga pembunuhan anak kandung. Ada apa? Kenapa bisa terjadi? Bukankah buah hati, anak kandung adalah aksi nyata adanya cinta dalam keluarga dari sepasang suami istri? 

Di tengah kehidupan yang makin kompleks dari hari ke hari seiring kecanggihan perkembangan teknologi, sangat penting untuk merawat cinta dan kasih sayang di dalam rumah tangga. Cinta untuk keluarga dari sisi pribadi akan membuat hidup harmonis bersama saudara dan orang tua. 

Cinta dari pasangan suami-istri adalah pondasi untuk memperkuat perjalanan rumah tangga. Entah sudah memiliki anak atau belum, cinta perlu dirawat. Terlebih jika di tengah-tengah keluarga sudah ada buah hati, maka tak ada alasan untuk tidak merawat cinta itu. 

Banyak cara bisa dilakukan untuk merawat cinta dalam keluarga. Pertama-tama, komunikasi dan keterbukaan antara anggota keluarga. Terutama dimulai dari suami dan istri. Jika ada yang tersembunyi atau tingkah laku yang aneh, seringkali menjadi ketersinggungan pasangan. 

Sudah lumrah bahwa gaji suami adalah hak istri. Boleh dikata itu adalah kodrat berumah tangga. Tetap ada hal kecil yang perlu transparan dalam rumah tangga, misalnya makanan favorit pasangan dan anak-anak. Masakan tetangga tak akan pernah lebih nikmat jika tersedia menu favorit di rumah. Dari menu makanan akan terpupuk rasa cinta karena adanya saling menghargai. 

Akhir pekan adalah hari keluarga. Khususnya bagi guru PNS seperti profesi saya. Apalagi kini PNS dan ASN telah bekerja dalam format 5 hari kerja. Penting untuk memaksimalkan akhir pekan sebagai wadah bermain bersama anak, ya termasuk dengan pasangan. Hubungan emosional dengan anak dan pasangan akan semakin intim. Tak perlu piknik atau tamasya, tapi boleh dilakukan jika perlu. Cukup membersihkan rumah dan sekitarnya selama setengah hari. Bermain, bercanda dan bekerja seolah melepaskan penat selama 5 hari. Rasa cinta pun makin terawat. 

Sesekali saya dan keluarga kecil menghabiskan waktu di kebun. Apalagi sekarang musim petik cengkeh. Selepas ibadah di gereja, kami lanjutkan ke kebun untuk liburan istimewa petik cengkeh. Anak-anak seolah lupa kehidupan semi kota selama 6 hari. Mereka terbius suasana alam dan tak peduli pakaian dan badan mereka kotor. Saya ikut bermain dan berteriak dengan mereka, meskipun saya sementara bertengger di atas tangga sambil memetik cengkeh. 

Anak bermain di kebun pada hari libur. Sumber: dok. pribadi
Anak bermain di kebun pada hari libur. Sumber: dok. pribadi

Satu momen paling istimewa yang saya rasakan sebagai kepala rumah tangga dalam merawat cinta di dalam lingkungan keluarga adalah adanya sesi makan malam bersama istri dan anak-anak. Ada keterbukaan bercerita pengalaman selama satu hari dari anak-anak ketika sambil makan. Tak terasa makanan sederhana, nasi, cabe tumbuk, daun singkong tumbuk dan ikan goreng habis selama sesi cerita dengan anak dan istri. Kehangatan cinta dalam keluarga pun terjaga. Makin ramai ketika anak yang masih usia di bawah sepuluh tahun memberi diri untuk mencuci piring. 

Capek tak pernah menjadi alasan untuk tidak mengekspresikan cinta, baik kepada pasangan dan terutama anak-anak. Suatu saat saya tidak bertemu anak sehari penuh karena ada kegiatan, lalu ketika saya tiba di rumah, anak-anak berlari dan menyambut saya di pintu. Yang paling kecil memanggil "papa pulang, papa pulang" sambil memeluk saya. Capek dan penat di badan langsung luntur. Serasa kena booster badan saya. Maka laruah kami dalam cerita singkat penuh makna. 

Berkeluarga tentunya terkait langsung dengan kehidupan sosial masyarakat. Aktif bersama dalam kegiatan keluarga sangat penting.Di Toraja, aktif dalam kegiatan keluarga seelri acara perkawinan, syukuran, dan kedukaan menjadi salah satu penjaga keharmonisan rumah tangga. Keluarga kedua belah pihak perlu mendapatkan porsi yang seimbang. Bagi orang Toraja, kehadiran dalam acara keluarga adalah tanda keharmonisan. 

Pantang bagi orang Toraja untuk berat sebelah (ma'barira sangsese) dalam kegiatan keluarga. Istilah ma'barira sangsese sudah ditekankan dalam acara lamaran demi menjaga cinta dan keharmonisan keluarga secara universal. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun