Cinta, satu kata terindah dalam kehidupan manusia. Makin sempurna cinta itu ketika ada kasih sayang tulus yang murni melingkupinya. Cinta adalah kebutuhan setiap orang. Cinta mampu mengarahkan tujuan hidup. Cinta memiliki kekuatan untuk mengubah kepribadian seseorang. Cinta yang hilang seringkali membawa kehancuran dalam hidup.Â
Cinta bisa tumbuh secara pribadi dan menjadi kekuatan hidup seseorang. Ia mencintai dirinya, menyayangi kehidupannya sehingga ia kuat dan mampu bertahan hidup di tengah lingkungan masyarakat yang heterogen dengan berbagai lika-liku dramanya.Â
Dalam kehidupan berumah tangga, kehadiran cinta sangat vital. Akhir-akhir ini media televisi, media online dan grup medsos banyak menyampaikan berita-berita tentang penganiayaan hingga pembunuhan anak kandung. Ada apa? Kenapa bisa terjadi? Bukankah buah hati, anak kandung adalah aksi nyata adanya cinta dalam keluarga dari sepasang suami istri?Â
Di tengah kehidupan yang makin kompleks dari hari ke hari seiring kecanggihan perkembangan teknologi, sangat penting untuk merawat cinta dan kasih sayang di dalam rumah tangga. Cinta untuk keluarga dari sisi pribadi akan membuat hidup harmonis bersama saudara dan orang tua.Â
Cinta dari pasangan suami-istri adalah pondasi untuk memperkuat perjalanan rumah tangga. Entah sudah memiliki anak atau belum, cinta perlu dirawat. Terlebih jika di tengah-tengah keluarga sudah ada buah hati, maka tak ada alasan untuk tidak merawat cinta itu.Â
Banyak cara bisa dilakukan untuk merawat cinta dalam keluarga. Pertama-tama, komunikasi dan keterbukaan antara anggota keluarga. Terutama dimulai dari suami dan istri. Jika ada yang tersembunyi atau tingkah laku yang aneh, seringkali menjadi ketersinggungan pasangan.Â
Sudah lumrah bahwa gaji suami adalah hak istri. Boleh dikata itu adalah kodrat berumah tangga. Tetap ada hal kecil yang perlu transparan dalam rumah tangga, misalnya makanan favorit pasangan dan anak-anak. Masakan tetangga tak akan pernah lebih nikmat jika tersedia menu favorit di rumah. Dari menu makanan akan terpupuk rasa cinta karena adanya saling menghargai.Â
Akhir pekan adalah hari keluarga. Khususnya bagi guru PNS seperti profesi saya. Apalagi kini PNS dan ASN telah bekerja dalam format 5 hari kerja. Penting untuk memaksimalkan akhir pekan sebagai wadah bermain bersama anak, ya termasuk dengan pasangan. Hubungan emosional dengan anak dan pasangan akan semakin intim. Tak perlu piknik atau tamasya, tapi boleh dilakukan jika perlu. Cukup membersihkan rumah dan sekitarnya selama setengah hari. Bermain, bercanda dan bekerja seolah melepaskan penat selama 5 hari. Rasa cinta pun makin terawat.Â
Sesekali saya dan keluarga kecil menghabiskan waktu di kebun. Apalagi sekarang musim petik cengkeh. Selepas ibadah di gereja, kami lanjutkan ke kebun untuk liburan istimewa petik cengkeh. Anak-anak seolah lupa kehidupan semi kota selama 6 hari. Mereka terbius suasana alam dan tak peduli pakaian dan badan mereka kotor. Saya ikut bermain dan berteriak dengan mereka, meskipun saya sementara bertengger di atas tangga sambil memetik cengkeh.Â