Meskipun Barcelona sempat merespon lewat gol indah Robert Lewandowski pada menit ke-33, tetapi inilah satu-satunya gol Barca yang tercipta. Kredit khusus bagi kiper Madrid asal Ukraina, Andriy Lunin yang berkali-kali menggagalkan peluang Madrid sebelum jebol oleh tendangan jarak jauh Lewandowski.Â
Gol ketiga Vinicius lewat titik putih pada menit ke-37 sekali lagi terjadi karena andil kecerdikan Vinicius. Wasit menunjuk titik putih setelah Vinicius dijatuhkan oleh bek Barcelona. Sebenarnya sepintas pelanggatan yang terjadi pada Vinicius berada dalam posisi 50-50, hanya saja cepatnya pergerakan bola dan pemain meyakinkan wasit bahwa itubm pelanggaran. Striker muda tim yang pernah berjuluk Los Galacticos yang maju sebagai algojo mampu menembus gawang Barca. Kiper cadangan Barca, Inaki Pena tak mampu berbuat banyak meskipun mampu membaca arah tendangan Vinicius.Â
Kombinasi duet Vinicius dan Rodrygo benar-benar melumpuhkan pertahanan Barcelona. Gol Rodrygo pada menit ke-65 adalah hasil kolaborasi kedua pemain ini. Umpan Vinicius berhasil disosor Rodrygo yang berdiri bebas di area tengah kotak penalti Barca. Gol Rodrygo juga tercipta lagi-lagi karena kurang sigapnya Jules Kounde mengamankan bola di kakinya.Â
Petaka bagi Barcelona yang harus kehilangan bek Ronald Araujo karena kartu merah akibat akumulasi dua kartu kuning pada menit ke-71. Bermain dengan 10 pemain dalam posisi tertinggal tiga gol membuat pemain Barcelona tak mampu berbuat apa-apa lagi hingga peluit panjang ditiup wasit.Â
Duel Real Madrid dan Barcelona ini sebenarnya berimbang, baik dari penguasaan bola maupun jumlah peluang. Hanya saja, pemain Madrid terlihat lebih siap dan memiliki mental juara sejak awal laga.Â
Salah satu titik lemah Barcelona yang membuat digdaya Madrid adalah tak mampunya trio gelandang Ilkay Gundogan, Sergi Roberto dan Frankie De Jong berkreasi. Tak ada supplai bola yang memanjakan pemain depan Ferran Torres, Lewandowski dan Pedri. Peluang Barcelona yang mematikan rata-rata dari tendangan jarak jauh hasil usaha pemain secara pribadi. Terlihat pula bahwa skema 4-3-3 yang diusung Xavi mudah terbaca oleh lawan.Â
Carlo Ancelotti sepertinya paham betul cara mematikan pola yang digunakan Xavi. Mengandalkan skema 4-4-2, Don Carletto mampu memanfaatkan kecepatan Fede Valverde dan Jude Bellingham dari kedua sisi sayap serangan Madrid. Tambahan pulan Toni Kroos mampu bermain tenang mengontrol alur bola Madrid bersama Aurelien Tchouameni.Â
Moncernya Vinicius Jr juga membuktikan bahwa Madrid tak menyesal kehilangan legenda hidup mereka, Karim Benzema.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H