Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tips Menghadapi Kecemburuan di Lingkungan Kerja

13 Januari 2024   08:37 Diperbarui: 29 Januari 2024   20:15 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rekan kerja cemburu. (Freepik_pch.vector via Kompas.com)

Lingkungan kerja yang ideal adalah lingkungan yang memberikan rasa aman, nyaman, dan membuat bahagia setiap orang yang bekerja di dalamnya. Mulai dari pucuk pimpinan hingga petugas kebersihan, tenaga pendukung keamanan dan pramusaji terjadi kolaborasi yang membuat nyaman semua orang. 

Tentu saja akan ada riak-riak di tengah suasana kerja. Riak ini berupa adalah kesenjangan perasaan karena ada yang mendapatkan promosi jabatan, naik gaji dan singkatnya ada kesejahteraan yang membiarkan seseorang meningkat pula taraf bahagianya. 

Di lingkungan sekolah pun tak terlepas dari riak-riak memunculkan kesenjangan antar sesama guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah. Riak-riak tersebut pada akhirnya memicu ketidakharmonisan di ruang guru. Pada umumnya, gelombang riak di sekolah muncul karena jealous (cemburu). 

Cemburu bisa terjadi antar sesama guru. Seperti diketahui, di lingkungan sekolah masih ada struktur jabatan kepemimpinan setelah kepala sekolah. Ada wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, kepala bengkel, pembina OSIS dan beragam tugas tambahan lainnya. Jabatan dan tugas tambahan ini seringkali menjadi rebutan secara kasat mata. 

Tidak harmonisnya ruang guru akan mempengaruhi kinerja guru tersebut. Dampak terburuk akan diterima oleh peserta didik di dalam kelas karena tidak plongnya perasaan guri dalam mengajar. 

Semakin tidak harmonis ruang guru sebuah sekolah, akan berdampak pada rapor mutu pendidikan pada sekolah bersangkutan. Rapor mutu buruk, berimbas pada kecilnya peluang sekolah untuk mendapatkan tambahan dana operasional sekolah, yakni BOS Kinerja. 

Entah sudah lumrah ataukah telah menjadi tradisi turun-temurun, iri dan cemburu selalu akan ada dalam lingkungan kerja sekolah. Silih bergantinya mutasi guru dan pegawai, mutasi kepala sekolah turut menjadi pengimbas terjadinya kesenjangan semangat kerja diantara sesama pelaku pendidikan di sekolah. 

Diskusi tentang pekerjaan sebagai guru bersama rektor IAKN Toraja, Pdt. Dr. Joni Tapingku, M.Th. (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Diskusi tentang pekerjaan sebagai guru bersama rektor IAKN Toraja, Pdt. Dr. Joni Tapingku, M.Th. (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Program Pendidikan Guru Penggerak yang telah memasuki angkatan ke-9 telah melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dalam rangka melakukan transformasi pendidikan. Namun, para guru penggerak yang ada di sekolah justru banyak menjadi sasaran jealous dari rekan-rekannya. 

Kecemburuan muncul karena guru penggerak akan sering mengambil peran sebagai narasumber, fasilitator dan instruktur implementasi kurikulum merdeka. Karena seringnya guru penggerak manggung di berbagai sekolah, maka melahirkan kecemburuan dari dalam sekolahnya sendiri. 

Diistimewakan kepala sekolah, anak emas cabang dinas, dia saja guru malas kok bisa jadi guru penggerak, katanya guru penggerak tapi selalu tinggalkan kelas, dll adalah sejumlah komentar miring kepada guru penggerak. 

Tanda-tanda munculnya sikap jealous di antara sesama guru bervariasi, kadang tidak tampak secara jelas. Akan tetapi bisa dikenali dari ucapan, gesture dan perubahan perilaku.

Berdasarkan pengalaman saya sebagai guru selama 14 tahun, terdapat beberapa tanda rekan guru yang jealous di lingkungan kerja. 

1. Ucapan yang dilontarkan sering menyerang secara personal. 

Dalam hal ini kekurangan akan banyak dilontarkan. Uniknya, kekurangan itu disampaikan kepada orang lain dibanding disampaikan secara langsung. Selain itu peran yang dimiliki sering menjadi sasaran kekesalan atau kemarahan dari rekan yang cemburu. 

2. Memunculkan sikap cuek, muka datar atau buang muka ketika bertemu. 

Artinya ada perubahan gesture yang terjadi pada dirinya yang berbeda dari gesture sebelumnya. Kalaupun ada sesi jabat tangan, muka akan dibuang dan jabat tangan dingin. 

3. Mulai mencoba membentuk kelompok sendiri dengan mencoba mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. 

Mencari pembenaran atas pola pikir dan tindakannya serta makin memojokkan rekan yang dicemburuinya. Ya, kelompok-kelompok kecil di dalam ruang guru dengan gaya dan karakter tersendiri inilah yang menguatkan adanya imbas kecemburuan. 

4. Melakukan perbandingan-perbandingan antara satu personal dengan personal lain. 

Kecenderungan menilai buruk ditujukan kepada personal yang dianggapnya telah mengambil peran yang seharusnya jatuh pada dirinya. Sebesar apapun kebaikan yang telah dilakukan seseorang, akan selalu dibajak oleh tensi keburukan. 

5. Bersikap acuh tak acuh pada tugas pokoknya. 

Jika sebelum muncul rasa jealous dalam dirinya, ia sangat rajin dan tepat waktu masuk kerja, maka ketika ia melihat ada ketimpangan yang melandanya, ia hanya menjalankan tugasnya ala kadarnya. Tanpa motivasi, inovasi dan kreatifitas. 

6. Mengiyakan semua saran tanpa pertimbangan matang. 

Orang yang cemburu pada sesama rekan kerjanya cenderung menyetujui semua usulan tanpa melakukan koreksi atau masukan. Pokoknya setuju saja. 

7. Cenderung cari perhatian ke pimpinan. 

Sikap ini yang sering merusak harmonisasi di ruang guru. Melaporkan kesalahan rekan adalah hal yang paling umum. 

Di antara masih banyaknya tanda-tanda lain dari sikap jealous sesama rekan kerja, maka akan selalu ada tips menghadapi sikap jealous rekan-rekan guru di lingkungan kerja. Tips ini bisa dicoba atau dikembangkan sesuai dengan pengalaman masing-masing. 

1. Positive thinking. 

Berpikir positif dan mengambil hikmah dari setiap komentar miring yang didapatkan. Meskipun ada komentar miring, wajah kecut dan tingkah lain yang diterima dari rekan kerja yang jealous, ambil sisi positifnya saja. 

2. Berkarya dengan nyata. 

Satu hal yang baik untuk memutus rantai cemburu adalah menunjukkan praktik baik atau aksi nyata di sekolah. Contohnya: meskipun guru penggerak sering melaksanakan tugas lain di luar kelas, tapi ia harus menunjukkan praktik baik yang membuat siswa tetap belajar aktif tanpa ada guru di dalam kelas, yakni belajar menggunakan teknologi, dll. 

3. Tunjukkan data yang merupakan pencapaian terbaik di sekolah tanpa memojokkan orang lain. Berbagi cerita hasil praktik baik jauh lebih elegan dibanding mengomentari. 

4. Hindari konfrontasi langsung dengan rekan yang cemburu. 

Berdebat secara face to face tak akan menyelesaikan dilema cemburu, justru makin melebarkan "persaingan". Jika memungkinkan, ada waktu khusus yang santai yang bisa dimanfaatkan sebagai pertemuan empat mata untuk mencari latar belakang kecemburuan dan sebisa mungkin meluruskan kondisi yang sebenarnya. 

5. Menunjukkan komitmen bahwa apa yang ada pada diri, entah tugas tambahan atau jabatan adalah tanggung jawab sementara yang dititipkan. Akan ada regenerasi, perubahan dan roling secara berkala sehingga setiap orang akan memiliki peluang yang sama.

6. Tetap merangkul rekan yang jealous dalam mengangkat pekerjaan, tidak membedakannya dengan rekan kerja yang lain. Dengan harapan suatu saat nanti, rekan bisa menerima kondisi yang sebenarnya. 

7. Perkuat keimanan dengan banyak berdoa dan beribadah. Seberat apapun masalah, dengan berdoa, jiwa akan tenang dan mendapat petunjuk dariNya. 

Lingkungan kerja adalah rumah kedua setelah tempat tinggal. Rekan kerja adalah saudara terdekat di luar saudara kandung. Mereka memiliki keunikannya masing-masing, termasuk motivasi kerja yang berbeda. 

Tidak semua orang telah memiliki gelas yang penuh air pengalaman dan solusi. Isi gelas akan selalu berkurang karena dibutuhkan dan akan selalu bertambah karena pengalaman. Air dalam gelas pun tak selamanya jernih dan bening. Ada kalanya sedikit keruh karena sumber air tanah yang terganggu musim hujan. 

Bijak, bersyukur dan selalu bahagia menatap lingkungan kerja yang menantang adalah sikap sederhana yang perlu dimiliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun