Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menunjukkan kematangannya dalam debat capres ketiga beberapa waktu yang lalu. Menjadikan data sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan strategis adalah salah satu kematangan Ganjar. Itu pendapat pribadi saya selaku salah satu penonton debat.Â
Duduk di posisi underdog dan juru kunci dari semua lembaga survey, Ganjar tak terpengaruh hasil survey dan konsen pada penyampaian visi, misi, gagasan dan argumen dalam debat. Meskipun saya pernah mengkritisi program kartu tani untuk pengadaan pupuk yang diusung Ganjar, tapi kali ini saya mengapresiasi Ganjar di debat capres ketiga. Sikap nasionalis yang melekat kuat dalam diri Ganjar adalah kekuatan tersembunyi.Â
Kematangan Ganjar Pranowo sudah tergambar dari hasil survei Litbang Kompas pada tanggal 7 Januari 2024 yang lalu di mana Ganjar meraih tingkat kepuasan publik tertinggi sebesar 79,7%. Capres dengan tagar Sat Set ini unggul di atas Capres Anies Baswedan. Anies meraih 71,4% kepuasan publik. Sementara jagoan koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto hanya meraih 48,9%.
Namun, saya tidak akan menyoroti hasil survey ini. Menurut pengamatan saya, capres yang diusung PDIP, PPP, Hanura dan Perindo menunjukkan kematangan dalam tiga aspek, yakni secara personal, performance dan gagasan di panggung debat.Â
Secara personal, Ganjar tampil dengan santai, tidak tendensius, dan wajahnya yang cerah selama debat menunjukkan bahwa ia tidak tegang selama debat. Salah satu alasan sisi personal Ganjar sangat bagus adalah adanya dukungan penuh dari keluarganya, yakni sang istri, Â Siti Atikoh Supriyanti dan putra semata wayangnya, Muhammad Zidane Alam Ganjar. Keluarga yang tampil sederhana ternyata memiliki kekuatan personal keluarga yang lar biasa. Inilah titik poin utama kematangan personal Ganjar.Â
Kesederhanaan Ganjar adalah bagian personal yang tidak bisa dibuat pura-pura. Itu murni kharisma dari seseorang yang memiliki aura memimpin.Â
Dari sudut pandang performance, Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Mahfud MD terlihat menguasai konsep panggung debat. Tenang dan sigap memberikan jawaban, tidak terburu-buru dan mampu menjaga ritme dan intonasi penyampaian argumen. Paparan visi dan misinya jelas. Ganjar cerdas dan mampu menonjolkan akurasi gagasan.Â
Walaupun ada misinya yang terkesan sedikit hambar, namun bisa dipertegas lewat aksi secara teknis. Gagasan Ganjar tidak hanya universal tetapi mampu diterjemahkannya ke dalam poin-poin aksi nyata strategis di lapangan. Misalnya, pada argumen tentang prajurit TNI, Ganjar menekankan bahwa ia tidak rela prajurit TNI mati sia-sia, sehingga ia menawarkan operasi militer yang mempertimbangkan kehati-hatian.Â
Tidak terpancing emosi dan pengalihan tema debat membuktikan bahwa Ganjar adalah sosok yang fokus pada masalah. Tenang dalam menganalisa masalah dan akurat dalam memberikan tanggapan.Â
Lalu pada bagian penyampaian gagasan, argumen dan pertanyaan, Ganjar tampi baik dengan berdasar pada sumber data. Di luar dari adanya pro dan kontra akan adanya data yang disajikan Ganjar itu keliru, tetapi dengan adanya sumber data yang terpercaya menjamin bahwa Ganjar hati-hati dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan data dipresentasikan Ganjar ketika menyampaikan gagasan, sanggahan dan ajuan pertanyaan kepada capres lain. Di sini ada kematangan berpikir sebelum melakukan eksekusi.Â
Apakah Ganjar memiliki motivasi menjatuhkan pihak lawan ketika berdebat menggunakan data? Jawabannya ada pada masing-masing warga yang menyaksikan debat capres ketiga. Dai sisi sebelah mungkin akan menyalahkan Ganjar yang menohok lawan lewat data. Ini adalah kecermatan Ganjar dalam berdebat. Debat yang baik tidak hanya menampilkan narasi dan retorika semata. Argumen dwbat harus diperkuat dengan contoh dan dibuktikan dengan data. Dan Ganjar menguasai sistim debat tersebut.Â
Ketika capres lain hanya ingin melanjutkan program tanpa ada gebrakan baru dan menawarkan program yang sifatnya umum, Ganjar justru memberikan strategi yang lebih teknis. Contohnya, ketika membahas politik luar negeri di seputar Laut Cina Selatan, Ganjar menyederhanakan posisi Indonesia sebagai pengambil kebijakan, tidak menggunakan ASEAN yang menurut Anies bisa menjadi wadah Indonesia menunjukkan kepemimpinannya. Menurut Ganjar, jika lewat ASEAN, sangat sulit untuk mendapatkan kesepakatan. Lalu menurut Prabowo, tawaran hilirisasi yang diusungnya belum diterjemahkan secara teknis.Â
Apa yang disajikan oleh Ganjar di debat capres ketiga adalah buah dari pendidikan politik yang diterapkan oleh PDIP dalam membekali kader-kadernya. Saya berani mengatakan bahwa tontonan yang diberikan Ganjar adalah tanda kejeniusan seorang kader murni partai. Selain cawapres Muhaimin Iskandar, Ganjar adalah satu-satunya sosok yang berproses murni dari partai. Sekolah partai milik PDIP wajib bangga mampu melahirkan kader yang siap bertarung di pilpres 2024. Ganjar adalah kader terbaik yang dimiliki PDIP dengan diajukannya beliau sebagai capres. Kemampuan Ganjar menganalisa masalah dan memberikan solusi pada debat tidak lahir instan. Â Terjadi proses panjang pembentukan karakter kepemimpinan Ganjar.
Nilai jual Ganjar mungkin tak sementereng Prabowo yang kini mendapat dukungan hampir gas pool dari presiden Jokowi. Â Dengan adanya jejak Jokowi yang telah dibesarkan dan diantar PDIP menjadi penguasa, mulai dari walikota Solo, Gubernur DKI dan presiden selama dua periode dalam kubu koalisi Indonesia Maju sebenarnya secara langsung telah menjadikan PDIP mulai memastikan bahwa Jokowi bukan lagi kader PDIP. Ganjar telah ada dan siap memoles jejak baru dalam tubuh PDIP.Â
Ganjar mulai membawa banteng untuk move on. PDIP pun telah bersiap memulai cerita baru dengan produk asli binaan sendiri dengan konsekuensi: berhasil atau gagal di pilpres 2024.
Sekiranya Ganjar mampu memenangkan Pilpres 2024, bagi saya itu adalah kemenangan pendidikan politik. Seorang pemimpin yang berproses dari titik nol dengan segala suka dukanya. Karya nyata pendidikan politik PDIP yang berideologi Pancasila dan Sukarnois baru akan secara nyata terimplementasi dengan baik manakala Ganjar diberikan restu oleh pemilih untuk menjadi presiden.Â
Banyak sosok yang bisa menjadi pemimpin. Tetapi negara ini juga butuh pemimpin yang matang secara pikiran, pengendalian emosi dan pengalaman. Ganjar Pranowo adalah salah satu dari sosok yang memenuhi kriteria itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H