Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengurai Masa Keemasan Cengkeh yang Pernah Terpuruk dan Kini Mulai Bangkit Kembali

9 Januari 2024   16:58 Diperbarui: 10 Januari 2024   01:19 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cengkeh. (Dok Pixabay/Zichrini)

Panen baru untuk pohon baru dan sisa peremajaan cengkeh sedikit memberikan harapan. Harga cengkeh kering saat ini berkisar antara Rp110.000 hingga Rp130.000. 

Sebagian besar pemilik cengkeh memilih untuk memanen sendiri. Hanya terdapat beberapa saja pemilik cengkeh yang mempekerjakan pemetik. Adapun gaji pemetik cengkeh saat ini adalah Rp150.000 per hari, hanya memetik dan makanan ditanggung sendiri. 

Khusus di kebun cengkeh saya, pohon yang siap panen hanya sekitar 20 pohon saja, yakni tiga pohon legendaris dan sisanya tanaman berusia 5-6 tahun. Sejak saya berdomisili di kota Makale karena tugas sebagai guru PNS, saya jarang sekali mengunjungi kebun. 

Opsi mencari pekerja untuk membersihkan kebun cengkeh, menyulami pohon cengkeh yang mati dan menggaji anak-anak muda yang mau memetik cengkeh saya ambil karena hampir tak ada waktu luang untuk bekerja di kebun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun