Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Tiki Taka Ganjar Unggul di Balik Saling Serang Anies dan Prabowo pada Debat Ketiga

7 Januari 2024   23:37 Diperbarui: 8 Januari 2024   07:03 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debat ketiga capres yang digelar oleh KPU di Istora Senayan pada Minggu, 8 Januari 2023 telah berakhir. Jika ditanya siapa yang unggul, maka jawaban saya adalah capres nomor urut 3, yakni Ganjar Pranowo. 

Berdasarkan pandangan umum saya selama menyimak debat dari awal hingga selesai, Ganjar layak menjadi pemenang debat. Strategi yang digunakannya sangat matang dan mematikan. 

Jika disandingkan dengan strategi permainan sepakbola oleh klub-klub Eropa, maka strategi capres yang diusung oleh PDIP, PPP, Hanura dan Perindo ini menggunakan strategi tiki taka yang dimainkan oleh Barcelona. 

Tiki taka Ganjar dalam memainkan tempo debat sangat luar biasa. Setiap sesi yang diperuntukkan baginya, dimanfaatkan dengan maksimal. Ucapannya lugas dan tegas. Ide, gagasan dan kritiknya tidak asal-asalan. Ganjar menggunakan data pembanding untuk mematangkan ide, gagasan, sanggahan dan kritik. 

Bekal sebagai legislator dan gubernur masing-masing dua periode telah memberikan pengalaman kepada Ganjar bagaimana memposisikan diri dalam pemerintahan, pengambilan keputusan strategis dan keberpihakan pada rakyat. 

Penegasan akan bebas korupsi pada pengambilan kebijakan terkait pertahanan jelas memiliki dasar, yakni Ganjar terlebih dulu mengumpulkan informasi dari blusukannya ke berbagai tempat. 

Berbeda dengan capres nomor 1, Anies Baswedan yang cenderung menyerang. Pola yang digunakannya mirip dengan Manchester United. Banyak menyerang tapi kebobolan oleh lawan. Serangannya terlalu fokus pada satu sisi tetapi lupa menutup lubang di sisi pertahanan lainnya. 

Alur serangan capres yang mengusung tema perubahan ini hanya satu arah saja, yakni lebih banyak menyerang sisi pertahanan capres nomor 2. Serangan aktif ini bahkan sering menyulut emosi capres dari koalisi Indonesia Maju. 

Sementara capres nomor 2, Prabowo Subianto lebih banyak menggunakan strategi bertahan. Bahkan bertahan total, bukan catenaccio ala Juventus. Pola yang ditetapkan Prabowo lebih cenderung mencontek strategi Jose Mourinho di AS Roma. Parkir bus tapi lupa menyerang, akhirnya digebuk lawan. 

Serangan bertubi-tubi dari Anies Baswedan  membuat Prabowo seringkali kehilangan ide untuk menjawab. Karena kesalahan, Prabowo berulang kali mengeluarkan pernyataan  yang mendukung pernyataan Ganjar. 

Oleh karena hanya keasikan merespon serangan Anies, Prabowo pun melakukan blunder di pertahanan. Capres yang masih sementara menjabat Menteri Pertahanan ini bahkan beberapa kali mengeluarkan kata-kata yang tidak semestinya diucapkan, misalnya menyebut kata profesor kepada Anies. Selain itu Prabowo juga menyebut Anies menyesatkan, berambisi jadi presiden, tak pantas dan tak punya etika. 

Blunder ini membuat Anies makin menekan dan membobol gawang Prabowo. Adapun Ganjar yang bermain dengan tiki taka, memainkan tempo permainan debat dengan sangat efisien. 

Pernyataan dan argumen Prabowo dihadapi dengan data. Kata kunci yang digunakan Ganjar pun detail, sehingga  ketika Prabowo menyanggah, Ganjar tahu bahwa pertanyaan dan gagasannya tak terjawab. 

Sikap Ganjar sangat tenang, pergerakan kata-katanya menawan, meliuk-liuk dengan data dan fakta dan kemudian menjebol pertahanan dua lawannya dengan tenang pula. Tak ada serangan langsung dari Ganjar kepada dua lawannya di panggung debat. 

Catatan khusus di injury time debat adalah capres nomor 2 tidak berjabat tangan dengan capres nomor 1. Artinya ada kondisi emosional yang tersisa dari saling serang Anies dan Prabowo. 

Begitupun di sesi ruang ganti, capres Prabowo tidak memberikan kesempatan kepada wartawan untuk memberikan pertanyaan, padahal capres Ganjar dan Anies memberikan kesempatan kepada wartawan untuk sesi tanya jawab. 

Berdasarkan kondisi umum jalannya debat ketiga capres ini, maka Ganjar Pranowo lebih unggul. Aura positifnya sebagai calon pemimpin sudah ditunjukkannya. 

Ganjar menguasai bola di lapangan debat dengan permainan ide teknis yang langsung pada sasaran. Semua pertanyaan panelis dijawabnya dengan sangat lancar dan logis. 

Bagaimanapun juga debat adalah saling serang bukan membaca pidato. Saya bisa menyimpulkan bahwa pada debat ketiga ini, Ganjar Pranowo adalah sosok yang paling siap untuk menjadi presiden. 

Ia sudah mempresentasikan bagaimana ia akan mengambil kebijakan nantinya. To the point, bukan retorika tetapi berbasis data. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun