Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Diakonia, Pelayanan Kecil yang Berdampak Besar

1 Januari 2024   19:34 Diperbarui: 2 Januari 2024   19:15 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu rumah warga yang penerima manfaat diakonia. Sumber: dok. pribadi

Banyak kegiatan dan aksi yang telah terjadi sepanjang tahun 2023. Bahkan secara pribadi, saya tidak bisa menghitungnya satu per satu. 

Setiap kegiatan yang saya lakukan tentunya memiliki tujuan. Ketika tujuan tersebut bisa dicapai akan memberikan hikmah tahun 2023.

Ada satu kegiatan yang sangat berkesan sepanjang tahun 2023. Melalui program diakonia di gereja, saya bersama rekan-rekan majelis gereja menyusun program bedah rumah, perbaikan sanitasi dan pengembangan ekonomi anggota gereja. 

Diakonia adalah satu bidang dalam Gereja yang bertugas memberikan pelayanan kepada warga gereja yang kurang mampu secara fisik, psikis dan ekonomi. Melalui program ini diharapkan warga gereja bisa hidup layak seperti masyarakat pada umumnya. 

Diakonia juga berperan dalam meningkatkan taraf hidup warga gereja. Adapun sumber dana diakonia adalah murni dari persembahan warga gereja/jemaat yang dikumpulkan pada setiap ibadah hari Minggu. 

Terdapat empat rumah tangga kategori kurang mampu yang menjadi sasaran pelaksanaan diakonia. Satu rumah tangga lengkap suami-istri dan tiga lainnya adalah rumah tangga tunggal alias penghuni rumahnya  belum berkeluarga. 

Dari  empat sasaran program diakonia, terdapat tiga yang rampung 100 persen. Ada tiga rumah yang menjalani bedah rumah. Akan tetapi hanya dua yang terealisasi. Satu rumah belum sempat dibedah karena belum ada lokasi defenitif untuk membangunkan rumah layak huni. 

Ada satu rumah tangga yang benar-benar merasakan manfaat dari program diakonia ini. Dalam rumah tersebut hanya tinggal seorang bapak dengan usia yang sudah usur. Ia sendiri tidak pernah menikah. Sehingga tak punya anak. Jauh dari sanak familinya.

Dulunya ia tinggal di pondok kecil kebun cengkeh keponakannya. Lokasinya jauh dari jalan raya dan di pinggiran hutan pinus. Ia tinggal sebatang kara di sana selama puluhan tahun. Tanpa tetangga, tanpa listrik dan sanitasi yang memadai. 

Setelah pondok di kebun cengkeh lapuk dan rubuh termakan usia, ia pun tak memiliki tempat tinggal. Keluarga terdekatnya lun tak ada yang menawarkan tumpangan. 

Akhirnya melalui kesepakatan di gereja, maka kami oun mengambil inisiatif untuk membangunkan rumah layak huni. Lokasi rumah pun dipindahkan ke salah satu tanah milik gereja yang dekat dengan jalan raya. 

Rumah panggung mungil ukuran 3x5 meter pun berhasil kami bangun. Lengkap dengan dapur di kolong rumah. Karena selama ini yang bersangkutan tak pernah memiliki toilet/WC, maka kami juga membuatkan WC layak pakai. Dudukan toilet jongkok dibeli lengkap dengan septic tank-nya. 

Oleh karena sang bapak sudah tidak kuat lagi jika harus bekerja keras menggarap kebun karena faktor usia, maka setiap bulan gereja menjamin uang belanja sebesar Rp 50.000 ditambah bantuan beras dan kebutuhan lainnya.  

Sang bapak sangat rajin datang beribadah ke gereja setiap hari Minggu dan hari-hari besar keagamaan Nasrani lainnya. Kecuali  sakit, ia tidak akan hadir.

Nah, pada malam perayaan Natal jemaat tanggal 25 Desember yang lalu, sang bapak tanpa disangka-sangka membawa sepasang ayam peliharaannya untuk dipersembahkan pada perayaan Natal. 

Tak ada yang menyangka bahwa beliau akan memberikan sesuatu. Ayam yang dibawanya menjadi satu-satunya persembahan natura berbentuh hewan/unggas pada malam Natal. 

Ternyata, selama hampir setahun tinggal di hunian barunya, ia beternak ayam kampung dengan metode tradisional. Ayam-ayamnya dilepas-liarkan saja. Hanya disiapkan makan berupa ubi kayu di halaman rumahnya. 

Satu rumah tangga juga kami bedah rumahnya.  Ia adalah seorang perempuan dengan usia sekitar 60 tahun yang juga tinggal sebatang kara. Tak memiliki anak karena tak pernah menikah. 

Rumah saudaranya yang ia tempati sudah lapuk. Gereja pun melakukan bedah rumah baginya. Karena ia tak memiliki kamar mandi dan WC, gereja juga membuatkannya. 

Dalam sehari, mamar mandi yang tgerbuat dari rangka baja ringan dengan dinding atap seng siap pakai. Kebersihan sekitar rumah sang ibu pun muali terkontrol karena warga jemaat membuat parit di sekeliling rumahnya. 

Selanjutnya satu rumah tangga lagi beranggotakan dua pemuda kakak adik yang keduanya tidak menikah. Sang kakak sudah memasuki masa pensiun seandainya ia seorang PNS. Rumahnya berada di atas gunung, di tengah kebun cengkeh. 

Orang tua mereka sudah lama meninggal. Rumah panggung yang mereka huni sebenarnya luas. Hanya saja kurang terawat. Maklum keduanya laki-laki. 

Sang kakak sering sakit-sakitan. Lebih sepuluh tahun saya yang bertanggung jawab membayarkan listrik bulanan mereka. Saya hitung-hitung sejak saya CPNS tahun 2009 silam hingga pertengahan 2021. 

Rumah yang tak terawat itu pun kemudian dibersihkan oleh bapak-bapak melalui program diakonia. Kami bergotong royong membersihkan rumah, kolong dan sekitarnya. 

Oleh karena tak memiliki jamban, maka kami juga membuatkan kamar mandi layak pakai dari baja ringan dan atap seng. Selama ini mereka BAB di sekitar kebun cengkeh mereka. Sudah bisa dibayangkan bagaimana dampaknya bagi kesehatan. Mungkin hal itu juga yang sering membuat keduanya sakit-sakitan.

Selama berjalannya program diakonia ini kepada beberapa rumah tangga tadi, dilihat dari frekuensi keaktifan beribadah, intensitas mereka tinggi. Begitupun jika ada kegiatan kemasyarakatan, mereka dengan senang hati hadir membantu. 

Dalam ibadah perayaan Tahun Baru, 1 Januari 2024, keempat rumah tangga tadi menjadi bagian dari puluhan orang yang mendapat bingkisan diakonia. 

Bingkisan berupa uang yang tak seberapa nilainya tersebut secara tidak langsung menyakitkan hati sesama warga gereja.  Beginilah cara kami memperhatikan kelangsungan hidup sesama kami dalam satu jemaat.

Kami pun tak segan turut membantu saudara-saudara kami dari agama lain yang ada di sekitar kami lewat melalui bantuan dana yang kami ambil dari dana diakoni gereja. 

Misalnya, beberapa bulan yang lalu terjadi tanah longsordan kebakaran yang melanda sebuah pondk pesantren di perbatasan Kabupaten Tana Toraja dan Enrekang. Kami menyalurkan bantuan dana dan sembako ke sana lewat program diakonia ini. 

Ini adalah dampak positif dari pelayanan diakonia yang telah kami jalankan di gereja selama setahun ini. Jelas terasa dampak dari penerapan pelayanan diakonia secara khusus kepada warga gereja. Ada yang bertumbuh positif secara iman. Sementara di sisi lain, ada pula yang bisa bertumbuh kehidupan  perekonomiannya. 

Kehadiran warga dalam lingkup gereja yang lebih dikhususkan sebagai anggota jemaat dalam memberikan persembaham diakonia sebenarnya secara tidak langsung telah menggambarkan adanya pertumbuhan iman yang positif. 

Kerelaan mereka menyisihkan sedikit dari penghasilan setiap minggu pada ibadah-ibadah telah mendorong adanya semangat kebersamaan dalam jemaat. Saling mendukung, saling menopang dan saling memberdayakan. 

Kegiatan-kegiatan inilah yang memberikan hikmah tahun 2023yang sangat berkesan bagi saya. Ada aksi nyata yang berdampak bagi banyak orang yang dilakukan dari lingkungan yang kecil.

Memasuki tahun 2024, program diakonia masih terus berlanjut dengan fokus oada peningkatan ekonomi jemaat melalui peternakan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun