Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Diakonia, Pelayanan Kecil yang Berdampak Besar

1 Januari 2024   19:34 Diperbarui: 2 Januari 2024   19:15 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu rumah warga yang penerima manfaat diakonia. Sumber: dok. pribadi

Akhirnya melalui kesepakatan di gereja, maka kami oun mengambil inisiatif untuk membangunkan rumah layak huni. Lokasi rumah pun dipindahkan ke salah satu tanah milik gereja yang dekat dengan jalan raya. 

Rumah panggung mungil ukuran 3x5 meter pun berhasil kami bangun. Lengkap dengan dapur di kolong rumah. Karena selama ini yang bersangkutan tak pernah memiliki toilet/WC, maka kami juga membuatkan WC layak pakai. Dudukan toilet jongkok dibeli lengkap dengan septic tank-nya. 

Oleh karena sang bapak sudah tidak kuat lagi jika harus bekerja keras menggarap kebun karena faktor usia, maka setiap bulan gereja menjamin uang belanja sebesar Rp 50.000 ditambah bantuan beras dan kebutuhan lainnya.  

Sang bapak sangat rajin datang beribadah ke gereja setiap hari Minggu dan hari-hari besar keagamaan Nasrani lainnya. Kecuali  sakit, ia tidak akan hadir.

Nah, pada malam perayaan Natal jemaat tanggal 25 Desember yang lalu, sang bapak tanpa disangka-sangka membawa sepasang ayam peliharaannya untuk dipersembahkan pada perayaan Natal. 

Tak ada yang menyangka bahwa beliau akan memberikan sesuatu. Ayam yang dibawanya menjadi satu-satunya persembahan natura berbentuh hewan/unggas pada malam Natal. 

Ternyata, selama hampir setahun tinggal di hunian barunya, ia beternak ayam kampung dengan metode tradisional. Ayam-ayamnya dilepas-liarkan saja. Hanya disiapkan makan berupa ubi kayu di halaman rumahnya. 

Satu rumah tangga juga kami bedah rumahnya.  Ia adalah seorang perempuan dengan usia sekitar 60 tahun yang juga tinggal sebatang kara. Tak memiliki anak karena tak pernah menikah. 

Rumah saudaranya yang ia tempati sudah lapuk. Gereja pun melakukan bedah rumah baginya. Karena ia tak memiliki kamar mandi dan WC, gereja juga membuatkannya. 

Dalam sehari, mamar mandi yang tgerbuat dari rangka baja ringan dengan dinding atap seng siap pakai. Kebersihan sekitar rumah sang ibu pun muali terkontrol karena warga jemaat membuat parit di sekeliling rumahnya. 

Selanjutnya satu rumah tangga lagi beranggotakan dua pemuda kakak adik yang keduanya tidak menikah. Sang kakak sudah memasuki masa pensiun seandainya ia seorang PNS. Rumahnya berada di atas gunung, di tengah kebun cengkeh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun