Memasuki penghujung tahun 2023, saya mendapat kesempatan besar menggunakan alat transportasi udara dari satu maskapai terbesar di Indonesia. Akhir November yang lalu saya menjalankan tugas luar Sulawesi dengan berkunjung ke ibu kota negara, Jakarta. Perjalanan saya dalam rangka mengikuti kegiatan Refleksi Peran Guru Penggerak dalam Transformasi Pendidikan.Â
Jika ditotal, ini adalah perjalanan ketiga saya menuju pulau Jawa dalam 39 tahun usia saya. Sekali ke Surabaya tahun 2014 yang lalu. Awal Januari 2023, saya juga berkesempatan menginjak Jakarta untuk pertama kalinya melalui kegiatan PGRI. Kebanggaan tersendiri warga dari daerah seperti saya yang bisa menginjak kota Jakarta melalui kegiatan pendidikan.Â
Ketika menuju Surabaya, saya menggunakan Lion Air. Perjalanan ke Jakarta Januari lalu juga menggunakan maskapai yang sama. Hanya saja waktu kembali dari Jakarta menuju Makassar, saya menggunakan Citilink, yang mana masih satu keluarga dengan Garuda Indonesia.Â
Nah, pada perjalanan ketiga, saya mendapatkan kesempatan untuk mencoba pesawat Garuda Indonesia. Tiket Garuda dibeli secara online melalui sebuah aplikasi pemesanan tiket pesawat online. Mengapa saya membeli online? Karena saat itu saya juga mencari tiket pesawat yang agak murah. Dengan kata lain, saya mencari tiket promo.Â
Sebenarnya sudah ada bandara di Tana Toraja, yakni Toraja Airport. Hanya saja, Garuda Indonesia belum memiliki penerbangan ke Toraja. Sejauh ini baru Wings Air, Lion Air dan beberapa pesawat kecil.Â
Karena ini adalah pengalaman pertama sepanjang hidup saya menggunakan Garuda Indonesia, maka saya pun menikmati perjalanan yang nyaman meskipun tiket yang saya beli hanya kelas ekonomi. Tak sedikit pun saya mengantuk. Dua setengah jam perjalan dari Makassar ke Jakarta saya benar-benar menikmatinya. Mulai dari layanan di boarding pass, layanan dalam pesawat berupa makanan dan minuman, sajian hiburan berupa tontonan film hingga kenyamanan pesawat itu sendiri.Â
Adapun tiket Garuda kelas ekonomi yang saya beli, saya simpan dengan sangat baik karena ini tiket pesawat bersejarah. Mungkin bagi pembaca Kompasiana itu hal yang biasa, tapi khusus bagi saya sangat bernilai. Saya berencana memasang tiket perdana senang tulisan Garuda Indonesia dalam sebuah bingkai dan saya pajang di meja kerja saya.Â
Meskipun ini adalah perjalanan kedua ke kota Jakarta, tapi perjalanan edisi kedua ini membawa saya pada pengalaman dan mengunjungi tempat yang serba pertama saya injak dan lihat. Mulai dari menginap di Menara Peninsula Hotel selama 4 hari tiga malam. Lalu keliling kota Jakarta dan mengunjungi sejumlah tempat seperti Monas, kantor Kemdikbudristek, Bawaslu RI, Istana Presiden, Kantor Wakil Presiden, stasiun kereta api, kompleks Gelora Bung Karno, Indonesia Arena, nonton konser Rossa dan beberapa tempat terkenal lainnya.Â
Satu hal yang benar-benar berkesan adalah ketika saya pergi ke Thamrin City. Sebenarnya ini tidak terduga. Hanya sekedar saran dari sopir Grab yang mengantar saya menuju ke Bandara Soekarno-Hatta. Mengingat masih ada waktu sekitar dua jam setelah check out dari Menara Peninsula Hotel sebelum boarding pass, maka sang sopir menyarankan singgah sejenak di Thamrin City. Katanya di sana barang-barang murah tetapi berkualitas. Benar saja, ternyata tempat ini adalah pusat perbelanjaan.Â