Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Plus Minus Debat Cawapres

23 Desember 2023   17:08 Diperbarui: 23 Desember 2023   19:56 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cawapres 2024. Sumber: kompas.com

Selanjutnya, cawapres Mahfud MD menyampaikan visinya dengan membawa latar belakangnya sebagai profesor hukum sebagai bagian dari pidato pembukanya. Tema besar debat adalah perekonomian. Hal ini pun selalu dikaitkan Mahfud dengan hukum. Sehingga sedikit terkesan monoton. Pak Mahfud juga menyinggung oknum tertentu sebagai contoh masalah yang ada di lapangan. Ide ini pun sebenarnya kurang greget untuk menjadi pembangun gagasan yang pure menjadi kebutuhan debat. Terlepas dari isi argumen pak Mahfud, keunggulan beliau adalah mampu merinci jawaban dan rencana pengambilan regulasi yang selalu ia dapatkan dari lawan debat. Jika pertanyaan bebas dan terukur, dengan pengalaman sebagai akademisi, Mahfud mampu menjawab dengan santai dan ide yang dibuat sendiri. Walaupun, kadan menggunakan ungkapan penjara untukk mencari ide. Tapi itu adalah kondisi natural dalam berdebat. 

Giliran terakhir pada sesi pertama adalah cawapres Muhaimin Iskandar. Pasangan capres Anies Baswedan ini langsung mengusung istilah yang diviralkannya ketika bermain sarung dengan Anies. Istilah slepet diusung oleh Cak Imin sebagai bagian penting visinya. Penegakan hukum dan regulasi menggunakan slepet. Kurang pas untuk slepet negara seluas Indonesia. Sisi positif Cak Imin adalah ia sangat percaya diri dalam berargumen, meskipun ia terpojok. 

Sementara, satu titik keunggulan Gibran adalah kemampuannya menggunakan istilah berbahasa Inggris. Bagi kaum milenial, penggunaan istilah asing bisa saja menandakan keunggulan pengetahuan informasi terkini. Namun, ini juga menjadi titik lemah Gibran. Menggunakan istilah asing sebenarnya menjadi kamuflase senjata rahasia untuk mematikan konsep lawan debat. Gibran sukses melakukannya. 

Cawapres Mahfud menjadi korban pertama ketika Gibran mengajukan pertanyaan terkait regulasi meminimalisir kadar karbondioksida. Istilah yang dipakai Gibran adalah Carbon Capture and Storage (CCS). Masyarakat awam pun yang mendengar istilah dari akronim bahasa Inggris ini akan kebingungan. Dari kacamata akademik, Gibran berhasil mengunci lawan. Sayangnya, prof Mahfud mampu merespon dengan diplomatis. Bahkan beliau bertanya balik ke Gibran dengan menyinggung hal yang identik, yakni setiap orang akan mengalami kesulitan ketika diperhadapkan pada sesuatu yang tidak diketahui. 

Jebakan istilah CCS sebenarnya bisa menjadi antitesa pembangunan IKN. Seperti diketahui, lahan IKN mengorbankan ribuan hektar hutan. Penggundulan hutan diganti dengan bangunan mendorong meningkatnya karbondioksida itu sendiri. 

Pun demikian ketika bertanya tentang kebijakan terkait ekonomi syariah kepada Cak Imin. Gibran menggunakan akronim SGIE (State of the Global Islamic Economy). Sontak dan jujur, Cak Imin bertanya balik, karena ketua umum PKB ini tidak paham sama sekali. Barulah ketika Gibran menjelaskan SGIE Cak Imin bisa merespon. Gibran cetak gol ke gawang Mahfud dan Cak Imin. Sekali lagi, Gibran sendiri tidak paham istilah ini. Terdapat rekaman singkat di mana Gibran membaca informasi tentang SGIE. 

SGIE sendiri sebenarnya belum waktunya menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Apalagi warga Indonesia hererogen. Tapi, inilah debat. Debaters butih trik mengalahkan lawan dalam berargumen. 

Gibran unggul di penggunaan istilah asing, tapi menjadi blank ketika menyampaikan anggaran terkait pembangunan IKN. Ketika disasar Mahfud tentang nama investor, Gibran justru meminta Mahfud untuk mencari informasinya di Google. Loh... Cawapres kok jawabnya gitu. Di sini, nampak Gibran tak punya data dari tim sukses. 

Pada sesi terakhir, Gibran terlihat sangat lancar menyampaikan pidato penutup tanpa teks. Ini adalah kredit poin yang membawa Gibran dipuji, khususnya di kalangan warganet. 

Namun, setelah beredar video-video pendek kiriman warganet di sesi iklan televisi dan jeda penyampaian closing statement, Gibran tertangkap kamera penonton debat di JCC menerima secarik kertas darintime suksesnya. Kemudian, Gibran meletakkannya di podium dan menghafalkannya. Artinya, closing statement-nya tidak alamiah dan tidak berdasarkan pengetahuan sendiri. 

Pada giliran prof. Mahfud MD, cawapres Ganjar Pranowo ini fokus membaca misi pasangan nomor urut 3. Konteks ini sebenarnya kurang pas, karena seyogyanya prof. Mahfud menyimpulkan isi debat yang telah dijalani dan dikaitkan dengan visinya bersama capres Ganjar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun