Gol Sterling dibatalkan VAR karena Sterling terindikasi melakukan handball sebelum mencetak gol. Gol Caicedo dianulir karena offside.Â
VAR juga berperan untuk kartu merah Cristian Romero (33') dan gol penyeimbang Chelsea untuk penalti Cole Palmer (35'). Seandainya gol-gol dari Son, Sterling dan Caicedo tidak dianulir maka skor akan imbang 2-2 dan laga akan semakin seru dan berimbang.
Namun, keputusan-keputusan dari peninjauan VAR tersebut berkontribusi untuk terciptanya skor dan jalannya pertandingan. Khususnya di momen ketika Moises Caicedo mencetak gol.Â
Pertandingan terhenti, dan VAR mengecek ternyata ada tekel keras Romero kepada Enzo Fernandez di dalam kotak penalti sebelum terjadinya gol Caicedo yang dianulir karena ada pemain Chelsea yang offside. Kartu merah untuk Romero dan hadiah penalti untuk Chelsea.
Spurs harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-33 dan Chelsea berhasil menyamakan kedudukan. Meskipun hanya bermain dengan 10 pemain, akan tetapi Spurs masih mampu mengimbangi 11 pemain Chelsea.Â
Spurs kembali dihantam malapetaka ketika bermain dengan 9 pemain usai bek Destiny Udogie harus mandi lebih cepat. Udogie menerima kartu kuning kedua dan berbuah kartu merah pada menit ke-54 usai menekel dengan keras Raheem Sterling.Â
Di sinilah titik balik Chelsea menguasai laga ini. Sebelumnya, permainan menyerang ditunjang pertahanan yang kokoh dari empat bek Spurs menyulitkan Chelsea, bahkan ketika Spurs masih bermain dengan 10 pemain. Chelsea pada akhirnya mendominasi penguasaan bola. Tekanan-tekanan The Blues lewat duet Raheem Sterling dan Nicolas Jackson makin meningkat.Â
Strategi yang diterapkan  oleh pelatih Spurs, Ange Postecoglou sebenarnya turut berkontribusi terhadap terciptanya tiga gol tambahan Chelsea. Pelatih berpaspor Australia ini menerapkan strategi yang aneh, bahkan jarang dilakukan oleh pelatih manapun ketika tim kekurangan pemain di atas lapangan.Â
Di tengah tekanan serangan Chelsea yang unggul 2 pemain, Postecoglou bukannya melakukan strategi bertahan atau parkir bus. Ia justru menerapkan pertahanan di setengah lapangan. Strategi ini layak diapresiasi. Tujuannya adalah ketika pemain Spurs menguasai bola, akan lebih mudah merangsek ke pertahanan Chelsea. Dengan kata lain, Postecoglou tetap memasang strategi menyerang meskipun hanya bermain dengan 9 pemain saja.Â