Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Perjalanan: Malam Pertama di Puangbembe

26 September 2023   21:48 Diperbarui: 30 September 2023   11:16 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama ibu guru Riris pada salah satu sekolah di Kecamatan Simbuang. Sumber: dok. pribadi

Menjelang subuh, sekitar pukul 3 dini hari. Saya mendengar bunyi ketukan dan pukulan bertalu-talu yang beraturan. Antara sadar dan tidak saya masih menganggapnya sebagai sebuah mimpi.

Saya mencoba tidur kembali. Namun, kembali bunyi-bunyi itu terdengar dengan jelas dan beraturan. Pikiran saya pun sempat ke hal mistis. Mengingat-ingat kembali cerita sebelum tidur. Saya mencoba menenangkan pikiran saya. Tidak ada suara manusia dan percakapan. Hanya bunyi seperti menumbuk dan memukul yang iramanya beraturan.

Terlintas di pikiran saya bahwa mungkin ada ibu guru yang sedang menenun di ruang sebelah. Apalagi ada satu ibu guru yang mengatakan bahwa menenun adalah salah satu prakarya siswa di sekolah. Ibu-ibu guru yang mengajar di sana juga telah mahir menenun.

O iya, tenun Simbuang adalah salah satu tenun terkenal, memiliki nilai seni tinggi dan berharga mahal di Toraja.

Semakin lama bunyi itu makin bertambah lama dan tiada henti dan dengan irama yang sama pula. Saya pun terbangun, tapi belum mengambil inisiatif untuk bangun dan menengok apakah gerangan di luar yang menjadi sumber bunyi-bunyi itu. Saya mengambil jam tangan, waktu menunjukkan hampir pukul 3.30 pagi. 

Oleh karena terdorong oleh rasa penasaran, maka saya pun memutuskan untuk bangun. Selepas berdoa sejenak, menenangkan pikiran, saya membuka pintu kamar perlahan-lahan. 

Lalu.... ternyata.... Sumber bunyi yang membangunkan saya lebih sejam yang lalu bukanlah berasal dari hal-hal aneh yang membumbui pikiran saya. Bukan pula berasal dari aktivitas menenun.

Sambil mengusap kedua mata saya, saya menyaksikan dua ibu guru muda yang sedang membuat kue. Itulah sumber bunyi yang dari tadi bertalu-talu.

Bunyi menumbuk berasal dari bunyi menumbuk lombok, di mana cobeknya diletakkan di atas meja kompor. Sementara bunyi memukul berasal dari adonan terigu dan mentega yang dibanting berulang kali ke baskom. Ha-ha-ha- sport jantung ternyata ibu-ibu guru sedang membuat kue. 

Dua ibu guru sedang membuat kue. Sumber: dok. pribadi.
Dua ibu guru sedang membuat kue. Sumber: dok. pribadi.

Kami pun membuka pembicaraan sambil tertawa pelan. Tak lama kemudian seorang ibu guru muda juga terbangun. Kali ini ia membantu memasak isian kue. Adapun kue yang mereka buat satu jenis saja, yakni panada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun