Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan ke Kecamatan Simbuang, Wilayah Terisolir Tana Toraja yang Menantang

21 September 2023   08:11 Diperbarui: 21 September 2023   10:43 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana dusun Sandangan, Mappa', Kecamatan Bonggakaradeng di jalur menuju Simbuang. Sumber: dok. pribadi.
Suasana dusun Sandangan, Mappa', Kecamatan Bonggakaradeng di jalur menuju Simbuang. Sumber: dok. pribadi.

Saya pun menyapa seorang ibu yang sementara membakar jerami dan bertanya arah jalan ke Simbuang. Ia mengatakan pada saya untuk selalu mengambil jalan lebar dan hindari mengambil jalan ke kanan. Pertanyaan saya pun mengarah ke durasi waktu. Sang ibu tertawa, bahwa saya akan tiba di Simbuang malam hari karena perjalanan masih jauh. Saya pun ikut tertawa dan segera tersadar bahwa saya masih ada di Kecamatan Bonggakaradeng, batas Kecamatan Simbuang sendiri masih jauh. 

Kampung Sandangan juga adalah kompleks perkampungan terakhir sebelum masuk ke kawasan hutan pinus dan jalur pegunungan menuju Simbuang. Jalan sedikit sempit namun sudah dirabat beton, meskipun ada yang telah rusak dan perlu hati-hati untuk melewatinya. Jaringan internet dan telpon masih ada dengan layanan dari Telkomsel. Ada tower Base Transceiver Station (BTS) yang belum beroperasi, milik Indosat. Menurut informasi, BTS Indosat ini juga sudah dibangun di Simbuang.  

Hutan sudah nampak di depan, tak ada rumah lagi, tak ada kendaraan dan tak ada pula orang yang saya temui di jalan. Hanya ada beberapa kerbau, sapi dan anjing yang sempat menoleh ke saya. Suara khas burung-burung hutan dan gemerisik dedaunanlah yang menemani perjalanan saya selanjutnya. 

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun