Kurang lebih 5 km di depan, kawasan wisata Ollon akan ditemui kendaraan kendaraan muncul dari balik bukit. Mata langsung dimanjakan dengan hamparan perbukitan savana, sungai Sa'dan dan bukit Teletubbies. Seandainya bukan musim kemarau di Ollon, maka hijaunya padang savana akan sangat indah dipandang mata.Â
Selain padang savana, Ollon juga menyediakan wisata budaya berupa kehidupan tradisional masyarakat setempat. Salah satu warisan leluhur yang masih dipertahankan masyarakat Ollon adalah ternak sapi, kuda dan kerbau masih dilepas liarkan di alam. Jadi, suguhan menariknya adalah ketika warga akan menangkap kerbau atau sapi liar untuk dijual atau untuk disembelih. Prosesnya masih menggunakan cara tradisional.Â
Penangkapannya melibatkan puluhan pria untuk mendesak kawanan ternak masuk ke lokasi penangkapan yang telah disiapkan di sela-sela perbukitan berupa lorong tanah memanjang. Jadi, jika ingin menikmati daging sapi dan kerbau alami bebas obat, maka makanlah daging sapi dan kerbau di Ollon.
Sewaktu-waktu pengunjung yang beruntung akan ditemukan upacara adat rambu solo' (kedukaan) di sekitar Ollon dengan cara yang masih tradisional. Oleh karena kawasan Ollon hanya berupa perbukitan savana, maka selain ternak sapi dan kerbau, penghasilan utama warga Ollon dan Bau secara umum sebagai bahan baku konsumsi adalah jagung, kacang tanah dan pepaya. Tidak ada sawah di sana. Hanya perbukitan savana  sejauh kaki melangkah dan mata memandang. Logistik berupa beras harus dibawa dari  Makale atau dari Enrekang. Beruntung, sejumlah akses jalan sudah bisa dilalui kendaraan.Â
Cuaca di Ollon secara umum panas seperti di kota Makassar. Namun, sekali lagi, letihnya perjalanan, susahnya akses telekomunikasi, listrik dan internet akan terbayar lunas oleh sajian pemandangan khas Ollon.
Ollon telah diresmikan oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman sebagai kawasan wisata strategis di Sulawesi Selatan. Pemeritnah provinsi pun telah menggelontorkan dana sebesar 27 miliar rupiah untuk mendukung pembangunan dan penuntasan akses jalan menuju Ollon. Dengan adanya program Andalan ini, maka secara berangsur-angsur warga Ollon dan sekitarnya mulai merasakan modernisasi dan pembangunan setelah sekian lamanya masuk kawasan 3T tanpa listrik, internet dan kendaraan roda empat.Â
Hmmm...buat para pengunjung, jangan lupa membuang sampah pada tempat yang telah disiapkan pengelola dari BUMDES Lembang Bau di kawasan Ollon. Hindari melakukan pembakaran rumput dan membakar sampah plastik. Jika memungkinkan, sebaiknya pengunjung membawa pulang sampahnya untuk dibuang di tempat sampah yang ada di Buakayu atau Makale. Mari menjaga keasrian Ollon dan Lembang Bau dari sampah plastik.
Ayo kunjungi salah satu objek wisata Andalan Sulawesi Selatan.
Ayo ke Tana Toraja.Â
Ayo ke Ollon.Â