Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyusun Buku Secara Sistematis

11 Februari 2023   08:51 Diperbarui: 11 Februari 2023   17:15 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI dengan topik Langkah Menyusun Buku secara Sistematis. Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Jumat, 10 Februari 2023, saya diberi kesempatan untuk menyampaikan materi di kegiatan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI. Kegiatan ini dilaksanakan secara online melalui grup WhatsApp dan sudah memasuki gelombang ke-28. Oleh karenanya nama grup menulisnya adalah KBMN PGRI 28.

Acara semalam dikomandoi oleh bapak guru blogger Indonesia, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. yang akrab disapa Omjay. Selain motivator menulis, beliau juga adalah founder dari kegiatan ini. Setelah Omjay mencolek peserta di grup, acara dilanjutkan dan dikoordinir oleh moderator keren, ibu Arofiah Afifi, S.Pd. 

Seperti biasa kelas dibagi 4 Sesi pelatihan semalam. Sesi  pembukaan  dari moderator, sesi paparan materi, sesi tanya jawab, dan terakhir sesi penutup.

Kata ibu Arofiah dalam mengawali kegiatan:

Langkah menyusun buku secara sistematis adalah hal yang berkaitan dengan  niat mulia kita yang ingin  menerbitkan buku.
Sebelum membahas tentang langkah menyusun buku. Apa sih pentingnya kita menulis buku ? Sedikit manfaat menulis buku yakni sebagai salah satu sarana untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat. Artinya kita pantas menghargai diri kita sendiri. Sebagai personal branding, sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya. Juga memberi manfaat kepada orang banyak.

Sebelumnya Omjay ngepost satu foto kami berdua waktu bertemu di Hotel Millenium Jakarta. Omjay jauh-jauh datang dari Bekasi dan meresmikan pertemuan tatap muka perdana kami. Kami saling tukar cerita dan diakhiri dengan tukar kado. Saya berikan sebungkus kopi Toraja buat Omjay dan saya menerima dua paket kripik. Eh..ternyata kripiknya renyah dan sangat digandrungi anak saya. Terima kasih Omjay.

Foto saya dan Omjay di lobby Hotel Millenium Jakarta. Sumber Foto: Dok. Pribadi.
Foto saya dan Omjay di lobby Hotel Millenium Jakarta. Sumber Foto: Dok. Pribadi.

Adapun materi yang saya sampaikan adalah berdasarkan apa yang saya alami selama menjalani proses menulis buku. Berikut ringkasan materi semalam.

Saya juga adalah salah satu alumni dari program ini, tepatnya di bulan Maret-April tahun 2020 saya tergabung di Gelombang 9. Menulis adalah sesuatu yang unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa. Nah, sama seperti saya dulu, saya masih bingung mau melakukan apa saat itu.

Ternyata menulis adalah sesuatu yang membuat ketagihan layaknya kripik singkong yang diberikan Omjay ke saya tempo hari. Jika senantiasa dikunyah akan selalu dirindukan pula. Demikian halnya dengan menulis.

Menulis harus dibiasakan setiap hari, seperti slogan Omjay yang sudah familiar bagi kita.

Semua hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala mudah hilang, mari tuliskan ide melalui blog. Selain menulis di blog pribadi, saya juga kembali menulis di blog Kompasiana.

Kembali ke pengalaman tahun 2020. Buku pertama yang saya terbitkan adalah buku solo berjudul Guru Menulis Guru Berkarya Kontennya adalah materi-materi yang disampaikan para narasumber di Grup WA. Beberapa pertemuan di grup belajar menulis, akhirnya ketemulah saya dengan tokoh pendidikan dan teknologi yang membuka wawasan saya tentang menulis. Beliau adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Dalam materinya, beliau menantang peserta untuk menulis dalam waktu satu minggu.

Dan hasil dari tantangan menulis satu minggu itu adalah buku ini. Bukunya bisa diperoleh di berbagai toko online. Judulnya Digital Transformation. Masih di bawah magis Prof. Eko...saya pun diberi tantangan kedua untuk menulis buku dan menghasilkan buku berjudul Flipped Classroom.

Lalu, bagaimana dengan penyusunan dan pengeditan naskah buku tersebut? Semua buku yang saya tulis, penyusunan dan pengeditannya saya pelajari secara otodidak.

Saya menggunakan versi gratis tanpa aplikasi tambahan yang ada pada Ms Word. Nah, terkait dengan tema malam ini Menulis Buku Secara Sistematis pengalaman itu yang akan saya bagikan.

Sebenarnya, ada aplikasi yang bisa digunakan agar tulisan naskah buku itu  bisa "sistematis". Ada Zotero dan Mendeley yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi. Dan saya meyakini teman-teman guru hebat yang ada di grup ini sudah pernah menggunakan aplikasi tersebut. Ala bisa karena biasa, saya lebih menyukai menggunakan versi gratis Ms Word. 

Bagi yang penasaran, ini dia tutorial sederhana saya tentang cara membuat tulisan naskah buku sistematis. Dapat disimak pada tautan berikut ini. Cara Membuat Daftar Isi, Kutipan, Indeks dan Daftar Pustaka Otomatis

Jika sudah menyimak, sekarang silahkan tengok naskah tulisan teman-teman semua. Coba mulai praktekkan membuat settingan judul, bab hingga menyisipkan sumber tulisan menggunakan fasilitas yang ada di Ms Word.

Jika masih ragu-ragu, maka COBAlah. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada perCOBAan. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

Percobaan mendorong teman-teman untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.

Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, BUDAYAKAN!  bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.

KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya, dan disimpulkan CLBK.

Di sesi tanya jawab, terdapat kurang lebih 19 pertanyaan dari peserta. Semua pertanyaannya luar biasa. 

Demikian pemaparan pengalaman saya dalam menulis. Selamat mencoba dan selamat menyongsong terbitnya buku perdana teman-teman semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun