Trauma seringkali dianggap sebagai sesuatu yang menyakitkan, menghancurkan perasaan, dan meninggalkan luka yang sulit disembuhkan baik secara fisik maupun emosional. Trauma biasanya menyebabkan gangguan pada keseimbangan emosional dan psikologis seseorang. Menurut American Psychological Association (APA), trauma dapat memicu berbagai reaksi seperti kecemasan, depresi, atau stres pasca-trauma (PTSD). Respon ini adalah mekanisme alami tubuh untuk melindungi diri. Tetapi jika dibiarkan tanpa penanganan lebih lanjut, trauma dapat menjadi pengaruh negatif dan memiliki dampak jangka panjang terhadap keberlangsungan hidup seseorang. Tidak semua orang yang mengalami trauma akan terjebak dalam dampak negatifnya, banyak juga orang yang berhasil melewati masa-masa sulit tersebut. Dibalik semua rasa sakit dan kesulitan itu, trauma bisa menjadi batu loncatan untuk bangkit bahkan menjadi pribadi yang lebih tangguh. Proses ini sering disebut sebagai Post-traumatic Growth (PTG) atau pertumbuhan pasca-trauma. Post-traumatic Growth (PTG), yaitu sebuah perubahan atau transformasi positif yang dialami oleh seseorang setelah berjuang menghadapi pengalaman traumatis. Hal ini bukan hanya berarti bahwa diri kembali ke keadaan semula, namun juga ditandai dengan kualitas atau kondisi diri yang jauh lebih baik dibandingkan sebelum mengalami trauma. Berikut adalah strategi yang dapat dilakukan untuk mengubah sisi negatif trauma menjadi dorongan untuk menjadikan diri lebih tangguh :
1. Menerima dan Mengakui Trauma
Langkah pertama juga yang paling utama untuk pulih dari trauma adalah dengan menerima bahwa peristiwa itu telah dan memang terjadi. Mengabaikan atau menekan emosi hanya akan memperburuk dampaknya. Ketika seseorang dapat berdamai dengan keadaan, maka ia dapat belajar dari pengalaman yang telah berlalu untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh.
2. Menempatkan Diri Pada Lingkungan yang Suportif
Berbicara dengan orang-orang terdekat mengenai pengalaman sulit yang dialami dapat membantu meringankan beban pikiran. Dukungan dari keluarga dan teman akan membuat seseorang merasa didengar, dipahami, dan tidak sendirian.
3. Membangun Pola Pikir Positif
Daripada terus berfokus pada hal-hal menyakitkan dari peristiwa traumatis, cobalah melihat pelajaran dan hikmah di balik pengalaman tersebut. Dengan begitu, seseorang dapat belajar dan menemukan motivasi untuk bangkit kemudian memulai lembaran yang baru.
4. Menjaga Kesehatan Fisik
Tanpa disadari, kesehatan fisik memiliki dampak langsung pada kesehatan mental. Tubuh yang tidak dijaga kesehatannya akan lebih sensitif saat mengalami tekanan emosional. Berolahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan istirahat yang cukup akan membuat tubuh lebih kuat untuk menghadapi hal tersebut.
5. Mendapatkan Bantuan dari Tenaga Profesional
Menemui psikolog atau konselor adalah langkah bijak untuk dilakukan ketika trauma mulai terasa berat untuk diatasi sendiri. Tenaga profesional dapat membantu dengan memberikan strategi yang efektif serta mendampingi proses penyembuhan.
6. Belajar Mengelola Stres
Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dalam dapat membantu meredakan ketegangan pikiran. Kegiatan ini dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan mampu mengatasi gejala stres yang muncul akibat pengalaman traumatis.
7. Mencoba Hal-hal Baru
Mencoba hal baru atau mempelajari sesuatu yang berbeda bisa meningkatkan rasa percaya diri dan membantu seseorang melihat bahwa mereka mampu melewati kesulitan dalam hidup.
Trauma merupakan pengalaman yang tidak dapat dihindari seseorang dalam hidup. Namun, bagaimana cara seseorang merespons trauma tersebut akan menentukan dampaknya pada kehidupan. Melalui strategi diatas, trauma dapat diubah menjadi dorongan untuk membangun ketangguhan diri. Perlu diingat bahwa setiap langkah kecil untuk sembuh dari trauma, tidak peduli seberapa sederhana atau lambatnya, adalah sebuah pencapaian yang patut dirayakan. Harus disadari juga bahwa dibalik segala kesulitan yang dialami, tersimpan potensi luar biasa yang dapat digali untuk menemukan kekuatan yang selama ini tersembunyi di dalam diri akibat perasaan takut akan trauma yang berlarut-larut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H