Mohon tunggu...
Ovi Taufiqu Rohmah
Ovi Taufiqu Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pejuang Guru Profesional

Hai! Semoga dengan membaca artikelku bisa membuat menambah ilmu ya!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

19 Maret 2024   20:04 Diperbarui: 19 Maret 2024   22:42 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Ki Hadjar Dewantara, tujuan pendidikan sendiri dapat disebut sebagai usaha untuk melakukan pengajaran “menuntun” segenap kekuatan kodrati atau dasar yang ada pada anak sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. 

1. PENDIDIKAN MENURUT KI HADJAR DEWANTARA

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah segala upaya untuk memberikan tuntunan terhadap segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

2. PENGAJARAN MENURUT KI HADJAR DEWANTARA

Pengajaran menurut Ki Hajar Dewantara adalah proses melakukan pendidikan sebagai upaya pemberian ilmu yang bermanfaat untuk memperoleh kecakapan hidup secara lahir maupun batin. 

3.  DASAR-DASAR PENDIDIKAN MENURUT KI HADJAR DEWANTARA

  • Kodrat Alam

Berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada, dimaknai bahwa penerapan pendidikan haruslah sesuai dengan konteks nilai-nilai universal seperti keadilan, kepedulian, serta terhubung dengan lingkungan sekitar peserta didik.

  • Kodrat Zaman

Berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada, dimaknai bahwa penerapan pendidikan haruslah sesuai dengan konteks nilai-nilai universal seperti keadilan, kepedulian, serta terhubung dengan lingkungan sekitar peserta didik.

  • Budi Pekerti

Budi pekerti merupakan perpaduan kemampuan kodrat antara cipta (kognitif), karsa (afektif), sebagai syarat menghidupkan dan menggerakkan kekuatan nilai lahir dan batin anak agar dapat memiliki pribadi yang kuat dan dapat berpikir serta bertindak merdeka (psikomotor). Dalam penerapan budi pekerti ini  bisa dikatakan sebagai keselarasan hidup anak yang dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya, kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggung jawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain.

  • Sistem Among

Sistem among berfokus pada bagaimana pendidik atau "pamong" dapat memberikan "tuntunan" kepada peserta didik sesuai dengan kodrat kemampuan dasar anak dalam mengatasi masalah yang mereka alami dengan memberikan kebebasan berpikir yang luas.

Dalam sistem among ini ada beberapa sifat wajib yang harus diingat, yaitu:

1) Ing ngarsa sung tuladha

Mengandung makna bahwa pendidik adalah orang yang lebih berpengetahuan dan berpengalaman, hendaknya mampu menjadi contoh yang baik bagi peserta didik.

2) Ing madya mangun karsa

Mengandung makna bahwa pamong atau pendidik sebagai pemimpin hendaknya mampu menumbuh kembangkan kodrat, minat, hasrat, dan kemampuan peserta didik untuk dapat kreatif dan berkarya, guna mengabdikan diri kepada cita-cita yang luhur dan ideal.

3) Tut wuri handayani

Yang berarti mengikuti dari belakang dengan penuh perhatian dan penuh tanggung jawab berdasarkan cinta dan kasih memberi kekbebasan, kesempatan peserta didik berkembang dalam garis kodrat pribadinya.

Jadi, menurut teori Ki Hadjar Dewantara dalam sebuah pembelajaran yang dilakukan harus berpusat pada peserta didik, dimana guru harus memperhatikan karakteristik masing-masing peserta didik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Setelah saya mempelajari terkait pemikiran atau perilaku dalam pendidikan yang memiliki nilai sosial budaya, saya menjadi lebih mengetahui bahwa :

1) Pendidikan tidak hanya mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga menuntun peserta didik dalam pembelajaran dan pengembangan karakter.

2) Pendidikan menuntun peserta didik mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya.

3) Peserta didik memiliki keunikannya masing-masing, potensi peserta didik beragam dan tidak dapat disama ratakan.

4) Pendidikan terus berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.

5) Pembelajaran tidak hanya memberikan materi akademik, tetapi juga fokus pada kebutuhan peserta didik.

6) Proses lebih penting daripada hasil.

Dengan mempelajari pemikiran Ki Hajar Dewantara, seorang guru harus menjadi lebih bersemangat untuk menjadi guru yang :

1) Mengidentifikasi karakter peserta didik, kemampuan peserta didik, dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

2) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.

3) Merencanakan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

4) Memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik dalam mengemukakan ide, pendapat, dan gagasannya.

5) Memberikan teladan kepada peserta didik dengan melaksanakan pembiasaan untuk menumbuhkan budi pekerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun