Kolaborasi dengan artis terkenal bisa menjadi dorongan besar untuk sebuah lagu. Artis yang sudah memiliki basis penggemar yang besar dapat membawa perhatian lebih kepada lagu yang mereka kolaborasikan. Contoh yang baik adalah kolaborasi antara SZA dan Travis Scott dalam lagu "Open Arms" yang langsung menjadi hits.
Faktor Emosional dan Tren Sosial
Lagu-lagu yang berhasil menyentuh emosi pendengar atau sesuai dengan tren sosial tertentu memiliki peluang besar untuk menjadi hits. Misalnya, lagu-lagu dengan tema cinta, pemberdayaan diri, atau refleksi sosial sering kali resonan dengan pendengar karena relevansi emosional atau sosialnya. Tren sosial seperti flexing atau isu lingkungan juga dapat mempengaruhi popularitas sebuah lagu jika tema tersebut diangkat dalam liriknya. Sebagai contohnya lagu "Starboy" dari The Weeknd yang banyak digunakan oleh para lelaki untuk melakukan flexing, dan lagu "Deja Vu" dari Olivia Rodrigo yang sangat relate untuk orang yang belum selesai dengan masa lalunya namun, sudah memulai kembali dengan orang yang baru tetapi orang tersebut merasakan hal yang deja vu karena semuanya sudah dilakukan sebelumnya bersama dengan masa lalunya.
Kesimpulan
Hype dalam industri musik adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor yang bekerja bersama. Catchy yang hook, media sosial, playlist streaming, kolaborasi, faktor emosional dan tren sosial semuanya berperan dalam menentukan apakah sebuah lagu akan menjadi hits. Dengan memahami mekanisme di balik fenomena ini, kita dapat lebih menghargai dinamika yang kompleks dalam industri musik modern.
Fenomena hype ini mengungkap betapa kompleksnya proses sebuah lagu menjadi hits. Setiap lagu yang sukses membawa cerita unik tentang perjalanan dari studio rekaman hingga menjadi fenomena global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H