“okehh .. bisa aja nihh kamu Rah ...”
Setahun telah berlalu dan kini Nina telah bergelar sarjana dan sudah saatnya dia kembali ke Jakarta. Setibanya di Jakarta Nina langsung pergi ke rumah Nino dengan rindu yang sudah tak dapat lagi dia bendung. Dia ingin memberi kejutan untuk Nino. depan rumah Nino telah nampak, perlahan dia berjalan dengan senyum bahagia karena bisa bertemu dengannya.
Tok ... tok.. tok... (suara pintu diketuk) “assalamualaikum..”
“waalaikumsalam” ucap seseorang dibalik pintu dan terbuka pintu rumah Nino
“Nina....” lirih Wanita separuh baya yang merupakan ibu Nino
“tante... apa kabarnya ? oh iya Nino ada tan? Ko dia gak pernah hubungi aku ya tan” ucap Nina
“kapan pulang dari surabaya? Kabar tante baik.. ” jawab Tante Pia dengan raut muka yang berubah menjadi muram
“baru saja tan, aku langsung kesini.. soalnya kangen sama Nino” jawabku sedikit malu-malu
“yu masuk dulu tante mau cerita” ajak tante
Air mata keluar tak ada hentinya saat ku tahu Nino telah pergi untuk selama – lamanya dan aku gak ada disisinya untuk yang terakhir kalinya.
“dia gak mau, ngasih kabar buruk tentangnya ke kamu karna saat itu kamu sedang ujian. Dia hanya menitipkan surat ini buat kamu.. dia tulis surat ini sebelum dia pergi....” ucap tante Sarah sambil memberikan surat itu ke Nina dengan isak tangisnya.