Jeritan Sampah di Tengah Laut
Oleh: Ovantus Yakop
Batang tubuhku terapung-apung di tengah lautan
Menari berdendang sembari memandang nelayan
Kusam menua bersama karang di lautan
Terombang ambing tak menentu sunyi ditelan
Sebelumnya, mereka merayuku dengan sepeser perak
Saat aku berdiri kokoh sepanjang tahun di kios rakyat
Lantas  kuturuti karna dibeli untuk menghibur
Dan tanpa disadari mereka melempar kami di tepi pantai
Namun, saat langit senja menutupi awan
Aku hampa tanpa kata
Meninggalkanku sebatang kara
Tapi Aku tak sendirian Â
Setiap hari kawan berdatangan dari berbagai penjuru
Aku dengar bisikan Ikan Hiu kemarain
Ikan Paus mulai marah dan berontak
Sejak anaknya mati terjebak di tubuh kami
Dendamnya bisa menghanguskan hamparan samudra raya
Dewa lautanpun marah
Lautan biru berubah pekat bau membusuk
Ikan-ikan mati dan terdampar
Para nelayanpun menangis histeris
Hei ! kalian para nelayan bisakah kalian mendengar jeritan kami?
Bawalah kami  ke tempat pabrik!
Kami bisa berubah wajah dan berguna lagi!
Aku bisa membangkitkan ekonomi dan kesejahteraan kalian !
Gulung, 21 Agustus 2024
Refleksi penulis saat mengunjungi salah satu pantai di kota parawisata bulan Agustus 2024. Poinnya bahwa harus ada tong sampah milik pemda di setiap titik pantai yang dibuka untuk masyarakat Umum. Kita diajak untuk peduli lingkungan khususnya pantai dan keindahannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI