Mohon tunggu...
OVANTUS YAKOP
OVANTUS YAKOP Mohon Tunggu... Guru - Mengolah Hati dan Budi Melalui Menulis

SDN ANAM SMP SWASTA KARYA RUTENG SMAK ST. FRANSISIKUS XAVERIUS RUTENG STKIP ST.PAULUS RUTENG

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puan di Rumah Pria Idaman

18 Agustus 2024   21:58 Diperbarui: 18 Agustus 2024   22:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puan di Rumah Pria Idaman

      Oleh: Ovantus Yakop

Puan tercipta dari tulang rusuk  pria

Lahir dan mengenal dunia dalam iman dan harapan

Membutuhkan perhatian, kesetian dan pengertian

Rasa hormat serta setia adalah jaminan

 Secuil kisah puan dan pria pilihan hati

Malamku dibaluti ribuan rindu kian sibuk menggebu

Di dalam selimut air mata tak terhitung

Sama seperti lantunan doa agar tetap terlindung

Apa kabar Bapa Mama dirumah yang dulu satu meja makan?

Apa kabar wajah-wajah lugu keluarga yang mengundang tawa?

Apa kabar sahabat masa kecilku yang pernah sehalaman bermain-main peran?

Aku sudah disekat oleh gunung-gunung menjulang

Puan di rumah pria idaman

Terkadang aku diam seribu bahasa, tak punya kalimat untuk bercerita

Mengingat penuh sungguh menguras tenaga amatlah pedih

Terkadang dalam hening aku  melampaui kisah-kisah itu

Di bawah kolong langit sama dan suasana hati yang berbeda

Cerita sisa-sisa masa remaja itu menebarkan harum semerbak wangi

Melewati pekatnya malam saat mata mulai terlelap

Mengobati badan yang lelah sepanjang hari

Gulung, 18 Agustus 2024

Catatan:

Refleksi dari cerita-cerita Istri terkasih, saat mata mulai terlelap. Bisa diolah untuk dikisahkan kepada sang buah hati atau keluarga. Hidup hanya sekali, cerita-cerita positif dan bermakna bisa mengobati gundah.  Untuk kaum jomblo yang masih bimbang memilih jodoh ini bisa dijadikan rujukan utama..jhhhh..bercanda. Salam Bahagia menurut versi terbaik kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun