Budaya itu sendiri menyimpan sejuta nilai bela rasa, persaudaraan dan Iman.Wujud nyata dari iman dapat kita telusuri melalui budaya. Apakah sang anak sering melanggar norma-norma budaya masyarakat dalam kehidupannya. Misalnya sering membuat keonaran dalam lingkungan masyarakat. Apa bentuk partisipasi anak dalam mengenal budayanya sendiri, apakah bermuara pada pembentukan kognitif dan membantu proses perkembangan diri atau tidak. Apakah anak lebih menyukai hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat setempat atau tidak.
Iman dan keluarga adalah wadah utama bagi seorang anak dalam mengenal iman, persaudaraan dan bela rasa. Kedua ruang tersebut sama-sama mendulang makna nilai-nilai postif termasuk didalamnya bela rasa, rasa persaudaraan dan iman. Sehingga dibutuhkan benteng keluarga yang harmonis dan komitmen untuk meralisasikannya dalam kehidupan nyata.
GulungÂ
Catatan: Refleksi penulis terkait makna kehadiran Paus Fransiskus dalam konteks sosio kultaral Indonesia berdasarkan Mottonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H