Mohon tunggu...
OVANTUS YAKOP
OVANTUS YAKOP Mohon Tunggu... Guru - Mengolah Hati dan Budi Melalui Menulis

SDN ANAM SMP SWASTA KARYA RUTENG SMAK ST. FRANSISIKUS XAVERIUS RUTENG STKIP ST.PAULUS RUTENG

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dibalik Nama Naik Tahta | Kisah Para Penjelajah Dunia

5 Agustus 2024   21:31 Diperbarui: 6 Agustus 2024   11:13 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Dibalik Nama Naik Tahkta  | Ada Kisah Para Penjelajah

                       Oleh: Ovantus  Yakop

Dalam kecamuk perang dan peralatan terbatas

Menyusuri Timur, barat, selatan dan utara samudra luas

Panggangan sinar matahari gurun, Mengarungi lautan, melawan ombak dan badai

Seolah tak pernah menghampiri jiwa dan raga para pelajah dunia

Jauh dari kata mewah dan nyaman

Bukan rempah-rempah dan kekayaan gemilang harta

Melakoni hidup dalam kubangan kemiskinan

Tak pernah padam bersemayam dalam jiwa

Dibalik kisah nama naik tahta dan melegenda

Kisah Tragis, ekstrem telah ditorehkan dengan tinta emas

Berlayar dalam balutan hawa dan waktu tak menentu

Nyawa jadi taruhan utama

Cita-cita yang sedemikian menggebu

Melahap ratusan buku

Berkelana pada musim dingin, lalui jalur tak pernah disentuh

Semangat membara merambahi alam liar membuncah memenuhi jiwa

Dibalik gelar yang sandang

Kerikil tajam mandarah daging bagi sang petualang sejati

Mereka bagaikan pemberani sekeras baja

Patut kita teladani

Kekuatan fisik, ilmu pengetahuan, persiapan matang penuh kehati-hatian

Pengalaman adalah Mutiara berharga

Membawa perenungan-perenungan dan keteladanan dipetik

Menyemangati hati dan budi generasi masa kini

Hikmah bertepi jika ingin dipelajari

Kegagalan orang lain dikaji pun direfleksi

Tekad semangat menyala membawa pencerahan

Menancapkan tonggak sejarah pengetahuan dan peradaban

Catatan:

Reflekksi penulis tentang IPTEK, yang patut kita syukuri bersama, berkat para penjelajah dunia  yang beratus-ratus tahun silam mengorbankan diri demi kebaikan kita bersama hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun