Â
     Kursi Tertinggi
  Oleh: Ovantus Yakop
Perhelatan merebut posisi Kembali mengusik hati
Ditandai Pantarlih mendatangi wajib pilih
Pertanda pesta demokarsi dimulai
KTP, Kartu Keluarga difotokopi
Banyak diskusi mengisi Lorong-lorong pelosok Negeri
Isu solusi Ekonomi, Sosial, pendidikan ditawari
Rakyat kecil Kembali diuji
Masa mengerumuni pilihan hati
Polisi, TNI berbaris rapi
Berdiri tegap dan siap angkat topi
Jika terbukti melanggar kode etik dan profesi
Kami  diboncengi
Panitia Penyelanggara  sibuk sana-sini
Sudah berjanji kepada sang ilahi
Berbakti bagi Negeri melalui demokrasi
Meski gaji belum di bagi
Balon dari berbagai partai berlari-lari
Badan jalan dihiasi oleh foto profil putra dan putri terbaik negeri
Semuanya berkata mari ikuti kami
Sembari berbagi sisa-sisa roti
Para pengawal demokrasi mengikuti
Berjalan kaki mengitari rakyat yang tengah bersorak-sorai
Di lapangan bola siang hari
Canda dan harapan diwaranai tertawa ha ha hi hi hi
Pertanda bumi pertiwi siap memilih pemimpin tertinggi
Jika terpilih jangan kau sakiti
Hati bersih para wajib pilih jangan kau khianati
Itu kursi yang penuh berduri
Jika kau berakal budi
Musihi teman koalisi yang berhati dengki
Yang ingin meracuni harapan warga NKRI
Ham dan hukum kau tegaki berdiri
Hidupkan Kembali semangat berdemokrasi
Pulihkan lagi luka intolenransi
Yang pernah melukai hati
Tepati janji Ketika menduduki kursi tertinggi
Catatan:
Puisi  ini ditulis atas dasar refleksi penulis terkait situasi Politik Lokal dan Nasional. Terinspirasi dari  beberapa tugas seperti: Ketua KKPS TPS 005 Gulung, Desa Pong Leko (Pemilu 2019), Anggota PPS Desa Pong Leko, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai Tahun 2020, 2023. Pantarlih di Dusun Gulung Tahun 2024.
      Merah  Putih
Refleksi Menyongsong HUT NKRI Ke 79
                                          Â
Oleh: Ovantus Yakop
Dimana-mana berlumuran darah
Banyak Keluarga merasa pedih
Hidup tak terarah
Anak-anak susah untuk sekolah
Politik adu domba tak bisa disilih
Yang pandai banyak rebah ke tanah
Pekerja rodi tak bisa menoleh
Tinggal suara terengah-engah
Semuanya dilukiskan dalam sejarah
Lisan dan tulisan adalah kasih
Berbagi kisah piluh
Bisa di sawah, rumah dan sekolah
Anak-anak diminta buat makalah
Pajangkan dalam majalah
Soekrano berkisah
Jangan lupakan sejarah
Kuat, adil  dan teguh
Itu adalah sumpah
Agar tak terpecah-belah
Berkibarlah merah putih
Catatan: Refleksi penulis sebagai Guru di pelosok sejak Januari 2019.
       Tanah AirkuÂ
      Oleh: Ovantus Yakop
Tanah Airku....
Tanah dan sejarah melekat abadi
Di setiap insan pemberian ilahi
Suka duka silih berganti
Ku jalani dan syukuri
Tanah Airku...
Tua, Muda engkau berkati
Janda, duda engkau lindungi
Tokoh adat, masyarakat kau jembatani
Tokoh rohani dan pendidik limpahi
Tanah Airku...
Sawah dan ladang kami hujani
Petani, peternak lekas kembangi
Nelayan, pekerja rodi kau tolongi
Polisi, TNI dan pengemudi kau lawati
Tanah Airku...
Terangilah budi dan hati
Agar kami mampu berbakti
Dalam setiap profesi dan panggilan kami
Sebagai pemenang pembawa damai
Tanah Airku...
Jiwai kami semangat bertoleransi
Ajari berbagi serta mengasihi
Pimpinlah para petinggi di bumi Pertiwi
Yang engkau namai NKRI
Catatan:
Pesan dari Puisi Tanah Airku adalah: Sebagai putra dan putri kelahiran tanah air kita diajak untuk;
- Selalu bersyukur dengan keadaan kita sebagai warga Negara hingga saat ini, terlepas dari peristiwa silam yang pernah dialami oleh bangsa kita ketika di jajah oleh bangsa lain.
- Mengingatkan kita untuk selalu mengenang dan mendoakan para pahlawan bangsa Indonesia (fisik, mental dan kerohanian) terutama yang sudah meninggal dunia.
- Memperbaiki dan saling memaafkan diantara kita, mulai dari sendiri, keluarga, lingkungan tempat tinggal atau komunitas. Karena pada hakikatnya kita adalah manusia yang memiliki kelebihan dan keterbatasan.
- Sebagai warga Negara kita semua diberi tanggung jawab moral untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, mulai dari keluarga kita masing-masing, lingkungan dan bangsa dan bernegara.
- Sebagai warga negara dan pewaris sejarah untuk  kita semua pasti mengharapkan yang terbaik dalam hal seperti yang dilukisan dalam UUD 1945 dan Pancasila.
                                    Senin Pagi
                              Oleh: Ovantus Yakop
Siswa-siswi berbaris rapi
Lagu Indonesia raya terdengar menggelegar dihati
Siswa-siswi kelas satu baru berdiri paling kiri
Pertanda awal pekan baru dimulai
Suara  lantang protokoler terdenagar jerni
Para guru tegap berdiri
Penggirik bendera melangkahkan kaki
Amanah pembina upacara kembali menyemangati
Semangat para pahlawan bangsa patut dihormati
Kelak menumbukan semangat patriotisme siswa-siswi
Naskah teks Pancasila dibacakan hingga sila kelima
Siswa-siswi mengikuti
Undang-undang Dasar 1945 dihayati
Sebagai dasar negara yang tak bisa diganti
Agar cita-cita dilindungi
Oleh sang Ilahi
Sikap berani jangan dihalangi
Supaya terbiasa diwarisi kepada generasi
Yang kelak diberi tugas sesuai profesi
Menjaga NKRI harga mati
Catatan: Refleksi Pentingnya upacara bendera.