Mohon tunggu...
OVANTUS YAKOP
OVANTUS YAKOP Mohon Tunggu... Guru - Di Bawah Kolong Langit yang Sama Kita Menyambut Suatu Kebahagiaan dan Kedamaian Abadi Bagi Dunia

Sekolah Dasar SEKOLAH DASAR NEGERI ANAM ( 2001-2007) SLTP SMP SWASTA KARYA RUTENG (2007-2010) SLTA SMAK ST. FRANSISKUS SAVERIUS RUTENG(2010-2013) S-1/Sarjana SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SANTU PAULUS RUTENG-FLORES(2013-2017)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi Tertinggi, Senin Pagi, Merah Putih, Tanah Airku

26 Juli 2024   21:51 Diperbarui: 26 Juli 2024   22:06 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dari Dokumen Pribadi

                                                                                              

          Kursi Tertinggi

   Oleh: Ovantus Yakop


Perhelatan merebut posisi Kembali mengusik hati

Ditandai Pantarlih mendatangi wajib pilih

Pertanda pesta demokarsi dimulai

KTP, Kartu Keluarga difotokopi

Banyak diskusi mengisi Lorong-lorong pelosok Negeri

Isu solusi Ekonomi, Sosial, pendidikan ditawari

Rakyat kecil Kembali diuji

Masa mengerumuni pilihan hati

Polisi, TNI berbaris rapi

Berdiri tegap dan siap angkat topi

Jika terbukti melanggar kode etik dan profesi

Kami  diboncengi

Panitia Penyelanggara  sibuk sana-sini

Sudah berjanji kepada sang ilahi

Berbakti bagi Negeri melalui demokrasi

Meski gaji belum di bagi

Balon dari berbagai partai berlari-lari

Badan jalan dihiasi oleh foto profil putra dan putri terbaik negeri

Semuanya berkata mari ikuti kami

Sembari berbagi sisa-sisa roti

Para pengawal demokrasi mengikuti

Berjalan kaki mengitari rakyat yang tengah bersorak-sorai

Di lapangan bola siang hari

Canda dan harapan diwaranai tertawa ha ha hi hi hi

Pertanda bumi pertiwi siap memilih pemimpin tertinggi

Jika terpilih jangan kau sakiti

Hati bersih para wajib pilih jangan kau khianati

Itu kursi yang penuh berduri

Jika kau berakal budi

Musihi teman koalisi yang berhati dengki

Yang ingin meracuni harapan warga NKRI

Ham dan hukum kau tegaki berdiri

Hidupkan Kembali semangat berdemokrasi

Pulihkan lagi luka intolenransi

Yang pernah melukai hati

Tepati janji Ketika menduduki kursi tertinggi

Catatan:

Puisi  ini ditulis atas dasar refleksi penulis terkait situasi Politik Lokal dan Nasional. Terinspirasi dari  beberapa tugas seperti: Ketua KKPS TPS 005 Gulung, Desa Pong Leko (Pemilu 2019), Anggota PPS Desa Pong Leko, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai Tahun 2020, 2023. Pantarlih di Dusun Gulung Tahun 2024.

           Merah  Putih

Refleksi Menyongsong HUT NKRI Ke 79

                                                                                     

Oleh: Ovantus Yakop

Dimana-mana berlumuran darah

Banyak Keluarga merasa pedih

Hidup tak terarah

Anak-anak susah untuk sekolah

Politik adu domba tak bisa disilih

Yang pandai banyak rebah ke tanah

Pekerja rodi tak bisa menoleh

Tinggal suara terengah-engah

Semuanya dilukiskan dalam sejarah

Lisan dan tulisan adalah kasih

Berbagi kisah piluh

Bisa di sawah, rumah dan sekolah

Anak-anak diminta buat makalah

Pajangkan dalam majalah

Soekrano berkisah

Jangan lupakan sejarah

Kuat, adil  dan teguh

Itu adalah sumpah

Agar tak terpecah-belah

Berkibarlah merah putih

Catatan: Refleksi penulis sebagai Guru di pelosok sejak Januari 2019.

              Tanah Airku 

           Oleh: Ovantus Yakop

Tanah Airku....

Tanah dan sejarah melekat abadi

Di setiap insan pemberian ilahi

Suka duka silih berganti

Ku jalani dan syukuri

Tanah Airku...

Tua, Muda engkau berkati

Janda, duda engkau lindungi

Tokoh adat, masyarakat kau jembatani

Tokoh rohani dan pendidik limpahi

Tanah Airku...

Sawah dan ladang kami hujani

Petani, peternak lekas kembangi

Nelayan, pekerja rodi kau tolongi

Polisi, TNI dan pengemudi kau lawati

Tanah Airku...

Terangilah budi dan hati

Agar kami mampu berbakti

Dalam setiap profesi dan panggilan kami

Sebagai pemenang pembawa damai

Tanah Airku...

Jiwai kami semangat bertoleransi

Ajari berbagi serta mengasihi

Pimpinlah para petinggi di bumi Pertiwi

Yang engkau namai NKRI

Catatan:

Pesan dari Puisi Tanah Airku adalah: Sebagai putra dan putri kelahiran tanah air kita diajak untuk;

  • Selalu bersyukur dengan keadaan kita sebagai warga Negara hingga saat ini, terlepas dari peristiwa silam yang pernah dialami oleh bangsa kita ketika di jajah oleh bangsa lain.
  • Mengingatkan kita untuk selalu mengenang dan mendoakan para pahlawan bangsa Indonesia (fisik, mental dan kerohanian) terutama yang sudah meninggal dunia.
  • Memperbaiki dan saling memaafkan diantara kita, mulai dari sendiri, keluarga, lingkungan tempat tinggal atau komunitas. Karena pada hakikatnya kita adalah manusia yang memiliki kelebihan dan keterbatasan.
  • Sebagai warga Negara kita semua diberi tanggung jawab moral untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, mulai dari keluarga kita masing-masing, lingkungan dan bangsa dan bernegara.
  • Sebagai warga negara dan pewaris sejarah untuk  kita semua pasti mengharapkan yang terbaik dalam hal seperti yang dilukisan dalam UUD 1945 dan Pancasila.

                                                                        Senin Pagi

                                                           Oleh: Ovantus Yakop

Siswa-siswi berbaris rapi

Lagu Indonesia raya terdengar menggelegar dihati

Siswa-siswi kelas satu baru berdiri paling kiri

Pertanda awal pekan baru dimulai

Suara  lantang protokoler terdenagar jerni

Para guru tegap berdiri

Penggirik bendera melangkahkan kaki

Amanah pembina upacara kembali menyemangati

Semangat para pahlawan bangsa patut dihormati

Kelak menumbukan semangat patriotisme siswa-siswi

Naskah teks Pancasila dibacakan hingga sila kelima

Siswa-siswi mengikuti

Undang-undang Dasar 1945 dihayati

Sebagai dasar negara yang tak bisa diganti

Agar cita-cita dilindungi

Oleh sang Ilahi

Sikap berani jangan dihalangi

Supaya terbiasa diwarisi kepada generasi

Yang kelak diberi tugas sesuai profesi

Menjaga NKRI harga mati

Catatan: Refleksi Pentingnya upacara bendera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun