Surabaya dengan Segudang Sejarahnya
Kota Surabaya merupakan salah satu kota bersejarah di Indonesia. Telah banyak peristiwa terjadi di kota ini dari berbagai lini masa. Dari berbagai lini masa sejarah, zaman kolonialisme Belanda memberikan cukup banyak catatan sejarah di Surabaya.Â
Surabaya telah menjadi kota yang cukup ramai sejak masa VOC. Berbagai pembangunan dilakukan di Surabaya untuk mendukung kegiatan Belanda untuk berbagai tujuannya. Pembangunan tersebut terus berlanjut hingga pada tahun 1906 Surabaya secara resmi ditetapkan sebagai Gemeente Soerabaja.Â
Oleh sebab itu, Surabaya memiliki hak Otonom untuk melakukan pengelolaan dan pembangunannya tanpa harus menunggu persetujuan dari Gubernur-Jendral. Sejak saat itu perkembangan Kota Surabaya semakin pesat.Â
Berbagai fasilitas pemerintah kota dibangun, salah satunya adalah Kantor Walikota Surabaya yang dibangun pada tahun 1920-an. Kemudian muncul juga beberapa perumahan dan kawasan elit Belanda di jantung kota, salah satunya kawasan Darmo.
Pertumbuhan Kota Surabaya saat itu memunculkan banyak bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur yang khas, baik itu fasilitas umum, gedung pemerintahan, gedung perkantoran, hingga rumah hunian. Bangunan yang dibuat saat itu sangat unik. Mereka membangun suatu bangunan dengan memperhatikan faktor iklim.Â
Orang-orang Eropa menyesuaikan diri dengan iklim Indonesia yang lebih hangat, sehingga mereka menerapkan beberapa hal dalam bangunan mereka pada saat itu, seperti tembok bangunan yang tebal (biasanya terdiri dari dua hingga tiga lapis bata), lubang ventilasi yang banyak dan besar, ukuran jendela dan pintu yang sangat lebar, serta atap yang dibuat cukup tinggi untuk menahan suhu panas iklim tropis.
 Oleh sebab itu kenapa bangunan kolonial biasanya lebih dingin dan sejuk meskipun di luar udaranya panas. Dan hebatnya lagi, bangunan-bangunan tersebut dapat bertahan hingga lebih dari satu abad.
Sejarah Sebagai Potensi Pariwisata
Kekayaan sejarah yang terkandung di Kota Surabaya dapat menjadi peluang serta potensi besar untuk mengangkat aspek pariwisata kota.Â
Belakangan ini, wisata sejarah memiliki peminat yang semakin banyak. Para wisatawan rela datang jauh untuk pergi ke Surabaya demi mempelajari beragam sejarah yang terkandung di dalam kota ini.Â
Selain itu, Bangunan-bangunan kolonial, baik yang telah terawat bagus maupun telah usang juga mulai diminati oleh para wisatawan. Meskipun sebagian dari mereka tidak terlalu tertarik dengan kisah sejarah, mereka sangat menikmati keindahan dan  merasakan suasana lawas ketika berjalan di sekitar kawasan yang memiliki banyak bangunan lawas.Â
Berbagai komunitas sejarah di Surabaya telah menjadi bukti bahwa pasar pariwisata sejarah cukup digemari banyak orang. Para komunitas sejarah tersebut biasanya mengadakan walking tour dengan rute mengelilingi kawasan bersejarah dengan jalan kaki.Â
Para wisatawan bisa mendapatkan kisah sejarah sisi lain Kota Surabaya dari pemandu wisata dengan beberapa bukti sejarah yang kuat, seperti foto lawas dan arsip.Â
Pemerintah kota saat ini telah mulai dengan mengembangkan beberapa kawasan sejarah seperti Jalan Tunjungan. Selain itu, pemerintah kota juga mengadakan city tour menggunakan bus untuk mengelilingi berbagai landmark serta objek sejarah di seluruh penjuru kota.Â
Namun, ada juga beberapa proyek pengembangan wisata sejarah yang dinilai kurang sukses dan mendapatkan kritikan dari beberapa pegiat sejarah dan sejarawan, contohnya seperti Jalan Panggung.Â
Sangat disayangkan bangunan-bangunan kolonial tersebut dicat dengan warna yang mencolok, padahal estetika dari bangunan bersejarah adalah keasliannya.Â
Oleh karena itu, pemerintah kota harus berkomunikasi dan berkolaborasi dengan para sejarawan dan pegiat sejarah untuk pengembangan kawasan wisata sejarah.Â
Selain itu, perlu juga merangkul warga lokal dan mengedukasi mereka mengenai manajemen pariwisata sejarah untuk menjaga kelangsungan destinasi wisata serta memberdayakan warga sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI