Mohon tunggu...
Sobat Wisata
Sobat Wisata Mohon Tunggu... Foto/Videografer - - Beda Sudut -

Maniac Blogger|Penggiat Alam Bebas Website : www.perwiratour.com , www.visitpurbalingga.com www.lembahasriserang.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Goalawa, Wisata Keluarga Demgan Beragam Daya Tarik

4 Desember 2015   17:09 Diperbarui: 5 Juni 2024   21:47 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Goalawa, Wisata Yang Mempunyai Daya Tarik Keilmuan, Budaya Masyarakat Dan Keagamaan. Goa yang tersusun dari batuan lava sangat unik dan menarik jika fokus dikembangkan sebagai wisata geologis (geowisata). Dari struktur batuan pembentuknya, Goa Lawa yang berada di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, tidak ada tandingannya. Di Indonesia, goa lava (Lava Tube) hanya ada di Purbalingga dan Bali.


Hal tersebut terungkap dalam pembahasan ‘Identifikasi Potensi dan Kondisi Goa Lawa’, di aula Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Kamis (9/7). Pembahasan tersebut menghadirkan konsultan CV Tunas dari Semarang. Tim konsultan tersebut diantaranya terdiri dari ahli gua (speleologi), ahli geologi, ahli pariwisata, ahli pariwisata dan sosial ekonomi. Pembahasan dipimpin Kepala Dinbudparpora Drs Subeno, SE, M.Si. Ikut hadir dalam pembahasan tersebut, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Drs Suparso, Kabid Pariwisata Ir Prayitno, M.Si dan para anggota Tim teknis dari SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait.

Menurut tim leader konsultan Agus Rochani, berdasarkan survei keguaan dengan metode Lead Frog Method dan pengukuran Chamber menggunakan metode poligon terbuka, luas ruangan Gua Lawa 6.683 meter persegi dengan panjang dari ujung ke ujung 1.200 meter. Semua bagian gua terbentuk dari lava gunung yang membeku. Lorong lava terbentuk pada aliran lava basal yang relatif encer dengan viskositas rendah, dan pada bagian permukaannya telah mengerak dan membeku. Sementara pada bagian dalamnya masih cair dan panas dengan suhu lebih dari 1.100 derajat celcius, dan tetap mengalir sehingga pada akhirnya menyisakan ruang berbentuk ruang atau tabung (tube).

“Gua bentukan dari lava yang membeku itu hanya ada dua, yakni di Bali dan di Gua Lawa Purbalingga. Oleh karenanya, kami mengusulkan Gua Lawa dijadikan Geowisata yang unik dan menarik,” kata Agus. Dikatakan Agus Rochani, Geowisata merupakan kegiatan wisata berkelanjutan dengan fokus utama pada kenampakan ekologis permukaan bumi. Geowisata dapat dijadikan jembatan dalam rangka sosialisasi ilmu pengetahuan, pendidikan lingkungan dan pelestarian alam. “Kami yakin, wisata Gua Lawa jika diarahkan ke Geowisata akan lebih menjual,” ujarnya.

Agus menambahkan, dari survei ruang di dalam Goa Lawa, masih ada dua ruangan yang masih misteri dan belum dibuka untuk wisatawan. Ruangan itu digunakan untuk koloni kelelawar, dan sebagian masih ditutupi lumpur.

“Satu ruangannya cukup luas, sekitar 50 an meter persegi, sedang satu ruangan lagi berbentuk kecil memanjang. Ujung kedua ruangan ini tidak berhubungan dengan ruangan gua lainnya. Ventilasi ruangan ini memang tidak ada, berbeda dengan ruangan lain yang mendapatkan pasokan ventilasi dari lobang besar, “ kata Agus sembari menyarankan, lobang ventilasi perlu dibuat terbuka atau menggunakan bahan transparan.

Di sisi Utara Gua Lawa, terdapat Goa Lorong Kereta. Dari hasil survei, Gua ini memiliki dua jalur dan keduanya saling bertemu. Panjang jalurnya antara 140 – 170 meter. Koloni kelelawar masih banyak terdapat di dalam ruangan gua ini. Lumpur juga masih terdapat di dalam gua. Lumpur ini diperkirakan berasal dari timbunan tanah dari salah satu ujung gua yang saat ini sudah rapat.

“Mengingat lobang ventilasi udara tidak ada di bagian tengah jalur, kami menyarankan Gua Lorong Kereta lebih cocok untuk wisata minat khusus caving (telusur gua). Wisatawan sebaiknya melakukan penelusuran pada pagi atau sore hari. Kami menyarankan, satu kali rombongan masuk cukup 15 – 20 orang. Hal ini berkaitan dengan ruangan yang sempit dan ketersediaan oksigen di dalam gua,” kata Agus Rochani.

Sementara Kadinbudparpora, Subeno mengatakan, Pemkab Purbalingga berkomitmen mengembangkan Gua Lawa sebagai destinasi wisata berskala nasional. “Pada tahun 2015 ini, Pemkab melalui Dinbudparpora melakukan kajian identifikasi potensi dan kondisi gua, dan dilanjutkan dengan penyusunan Detail Enginering Desaign (DED). Diharapkan, tahun 2016 pembenahan Gua Lawa beserta wahana pendukungnya dapat dilaksanakan,” ujar Subeno.

KONDISI GEOLOGI GUA LAWA
Secara regional daerah wisata Goa Lawa terdiri dari formasi batuan lava Gunung Slamet (Qvls) yang terdiri dari lava andesit yang berongga dan penyebarannya di lereng timur Gunung Slamet. Batuan ini menumpang secara tidak selaras di atas Formasi Halang yang terdiri dari batupasir konglomerat tuffaan dan napal

Secara stratigrafi, batuan penyusun tubuh Gua Lawa dan daerah sekitarnya berupa batuan beku andesit basaltik. Secara megaskopis (melalui pengamatan mata telanjang) dapat diamati dengan jelas berkembangnya struktur skoria. Struktur ini memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas gelembung gas yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Kehadiran struktur ini menghasilkan porositas batuan yang tinggi. Batuan penyusun Gua Lawa secara umum tersusun atas mineral-mineral plagioklas dan gelas volkanik serta oksida besi yang mengisi bagian kecil rongga-rongga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun