Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Hattrick" Kekalahan Prabowo Berlanjut di Pilpres 2019?

26 Februari 2018   11:52 Diperbarui: 26 Februari 2018   12:37 3918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedemikian teguh dan hebatnya para pendukung Prabowo Subianto tersebut membelanya. Tentu saja hal itu wajar-wajar saja karena memang semua dilakukan dalam koridor persaingan untuk meraih simpati dan kemenangan. Jagoan tentu harus dipromosikan dengan baik dan dibelai-belai agar siap bertarung dengan "senjata" pengalaman, kemampuan dan prestasi yang dimiliki.

Keikutsertaan Prabowo Subianto dalam perebutan kursi presiden dimulai sejak 2004. Saat itu ia masih sebagai kader Golkar. Menjelang Pilpres 2004, Golkar mengadakan konvensi untuk memilih calon presiden dari Partai Golkar. Tercatat ada lima kandidat yang bersaing yaitu Akbar Tanjung, Wiranto, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, dan Prabowo Subianto.

Pada putaran pertama dimenangkan oleh Akbar Tanjung, saat itu Akbar memperoleh 147 suara, Wiranto 137, Aburizal Bakrie 118, Surya Paloh 77, dan Prabowo Subianto 39 suara. Namun, pada putaran kedua Wiranto tercatat meraih 315 suara, sedangkan Akbar Tandjung hanya 227 suara. Kemenangan ini sekaligus mengukuhkan Wiranto sebagai capres dari Partai Golkar dalam Pemilihan Presiden 5 Juli 2004. Wiranto yang berpasangan dengan Shalahuddin Wahid akhirnya dikalahkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono -- Jusuf Kalla. Sumber disini. 

Tak putus asa, Prabowo Subianto pasca kekalahannya di konvensi itu sekitar empat tahun kemudian mendirikan Partai Gerindra pada 6 Pebruari 2008. Sebagaiman disebut www. dw.com koalisi PDI-Perjuangan dan Partai Gerindra. Megawati Soekarnoputri dalam posisi sebagai capres, dan bekas Danjen Kopasus yang controversial, Prabowo Subianto sebagai Cawapres.

Selain pasangan Megawati-Prabowo dari koalisi PDIP dan Gerindra, Pilpres  8 Juli 2009 diikuti tiga pasangan yaitu Pasangan Partai Demokrat yaitu SBY-Boediono dan pasangan koalisi Golkar dan Hanura, yakni Jusuf Kalla dan Wiranto. Sumber disini. 

Pasangan Megawati-Prabowo memperoleh 26,79% dan pasangan JK-Wiranto 12,41%, kedua pasangan itu kalah telak dengan pasangan SBY-Boediono dengan perolehan suara dengan persentase 60,8%.

Gagal di pilpres 2009 tak menyurutkan langkah mantan Danjen Kopassus itu. Prabowo bersama kendaraan politiknya Partai Gerindra terus meningkatkan popularitas dirinya. Mempersiapkan diri sebaik mungkin pada Pilpres 2014.

Dalam Pilpres 2014 Partai Gerindra percaya diri mampu menjadikan Prabowo Subianto menjadi Presiden yang ke-7. Jauh-jauh hari mereka sudah merancang Enam Program Aksi Transformasi untuk menjadi program kerja jika kelak menjadi Presiden Indonesia. Dengan slogan "Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?"

Berpasangan dengan Hatta Rajasa, Prabowo merangsek maju bak panser melawan Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Segala upaya dilakukan untuk menaikkan popularitas dan elektabilitasnya. Sekondan dekatnya Partai Keadilan Sejahtera mengerahkan cyber army melemahkan mental lawan.

Kontestasi berlangsung seru dan sengit pada Pilpres 2014, kedua kubu mengerahkan segala kemampuan, sumber daya dan pasukan untuk mengalahkan pihak lawan dengan berbagai cara. Namun, apa daya Dewi Fortune belum berpihak pada Prabowo. Jokowi memenangkan kontestasi kali ini. Tak mudah Jokowi-JK melenggang ke istana. Prabowo harus menguburkan kembali mimpinya mrnjadi Presiden Indonesia lebih lama lagi.

Sampai saat ini sudah ketiga kalinya keinginan Prabowo menjadi presiden pupus dikalahkan lawan-lawannya. Tak terasa ia melewati hidupnya 15 tahun dalam penantian dan dalam hiruk pikuk politik untuk mengejar mimpi indahnya menjadi Presiden Republik Indonesia. Kini, Prabowo sudah berumur 67 tahun tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun