Tak hanya itu Jokowi serius melakukan pembangunan 265.000 hektar jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 1,05 juta hekta jaringan irigasi pun sudah dirampungkan.
Pembangunan 2.623 km jalan baru, termasuk di dalamnya Jalan Trans Papua, perbatasan Papua, Trans Kalimantan, perbatasan Kalimantan, dan perbatasan Nusa Tenggara Timur.
Jalan tol, hingga akhir 2016 tercatat ada 176 km jalan tol baru yang telah dioperasikan. Sedangkan hingga akhir 2017 ini, ada tambahan jalan tol baru yang dioperasikan sepanjang 392 km, yang terdiri dari Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera.
Pemerintah juga tengah membangun jembatan baru sepanjang 29.859 meter, seperti Jembatan Tayan di Kalbar, Jembatan Merah Putih di Ambon, dan Jembatan Soekarno di Manado, Jembatan Teluk Kendari di Sultra dan Holtekamp di Jayapura.
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman, telah dimulai pekerjaan Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Umbulan di Jawa Timur yang gagasannya telah dimulai sejak tahun 80-an. Pengerjaannya berhasil dimulai melalui skema KPBU sehingga mengurangi beban APBN. Ke depan, juga akan dilakukan kontrak 3 KPBU SPAM lainnya, yakni di Karian, Semarang Barat dan Bandar Lampung.
Pengembangan kawasan perbatasan sebagai cikal bakal pusat pertumbuhan wilayah, Pemerintah Jokowi telah menyelesaikan renovasi 7 (tujuh) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, yaitu Skouw di Papua, Entikong, Badau, dan Aruk di Kalbar serta Mota'ain, Motamasin, dan Wini di Nusa Tenggara Timur.
Dan, di bidang perumahan, tahun 2015 telah terbangun 699.770 unit rumah, dilanjutkan pada 2016 ada 805.169 unit rumah.
Jargon 'kerja..kerja..kerja..." yang dicanangkan Jokowi ternyata bukanlah isapan jempol semata, walau diakui ada kekurangan.
Selain tingkat kepuasan akan prestasi kerja Jokowi sebagaimana dijelaskan di atas, tingkat elektabililtas Jokowi walaupun stagnan namun masih tetap memimpin dibandingkan lawan terkuatnya Prabowo yang cenderung merosot. Menurut survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Â yang terbaru merilis hasil survei elektabilitas Pilpres 2019 pada Selasa (2/1/2018). Hasilnya, Jokowi meraih 38,9% dan Prabowo 10,5%. Selengkapnya disini.
Tentu saja prestasi Jokowi tersebut di atas dan tingkat elektabilitasnya menjadikan partai-partai pengusung tersebut percaya diri dan mereka berpikir bahwa Jokowi  pantas mendapat kesempatan kembali setelah masa jabatannya berakhir pada Oktober 2019 sebagai Presiden Indonesia periode 2019 -- 2024 untuk melanjutkan pembangunan Indonesia.
Selain itu, bisa diartikan bahwa partai-partai itu ingin menyambut suara hati masyarakat Indonesia sebagai konstituennya yang masih berkinginan Jokowi meneruskan pembagunan yang telah dimulainya.