Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Warga Jakarta Tak Takut Pilih Paslon Dua

18 April 2017   09:30 Diperbarui: 18 April 2017   09:38 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.apaperbedaan.com

1)

Kubuka jendela pagi ini

Hawa segar bertukar masuk kamar

Terdengar burung pagi bercuit-cuit menyanyi

Menyambut pagi bersama mentari bersinar

2)

Kubaca media dalam jaringan

Banyak berita bergelimang beraneka pilihan

Dari berita recehan hiburan ringan

Sampai berita berat penyebab kepala nyut-nyutan

3)

Ini berita pilkada Jakarta putaran kedua

Basuki Djarot sang petahana

Melawan sang penantang Anies Sandiaga

Rivalitas keduanya bergema seantero nusantara

4)

Debat program kedua paslon dipertandingkan

Elektabilitas popularitas akuntabilitas juga diungkapkan

Pendukung saling baku fitnah, baku buka aib, baku hina

Seakan lupa semuanya satu nusa, bangsa dan bahasa

5)

Sang penantang Anies dikenal santun pandai berkata-kata

Mantan pecatan menteri pendidikan dan rektor paramadina

Sedangkan Sandiaga tergambar sebagai pengusaha kaya raya

Diberitakan menanggung bermilyar-milyar biaya pilkada

6)

Ah, tak apa bermilyar-milyar biaya itu kutanggung sendiri

Toh kalau menang kukutip dana proyek sebagai kompensasi

Kukatakan takkan ambil itu gaji yang jumlahnya tak berarti

72 triliun APBD DKI 10% untung boleh bagi-bagi antar koloni

7)

Apalagi paslon penantang ini merasa yakin menang

Terpengaruh persentase nilai survey yang meninggikan

Bahkan jika kalah, katanya lawanlah  pasti berlaku curang

itu pasti bukan pernyataan lucu-lucuan, khan?

8)

Lha iya, itu khan tuduhan yang berbahaya

masa sudah tentukan lawan menjadi tersangka

Sebelum kasusnya ada atau terjadi nyata?

Lha, mana mau warga memilihnya jadi gubernur Jakarta?

9)

Bisa jadi pernyataan sang penantang ditelan mentah-mentah

Oleh pendukungnya dijadikan alasan serta kilah

Akhirnya mereka ramai ramai bikin aksi Tamasya Al Maidah

Kok aneh? Yang hajatan warga Jakarta yang ribut malah orang daerah

10)

Katanya Tamasya itu mengawal proses Pilkada

Agar curang tak terjadi di TPS di wilayah DKI Jakarta

Lha khan sudah ada saksi utusan dari mereka sendiri?

Itu khan berarti tak percaya diri sendiri

11)

Ini hanya politisasi agama

Anehnya mengawal malah cenderung bela paslon tiga

Anehnya malah seperti intimidasi warga Jakarta

Anehnya kerahkan massa hanya di Pilkada Jakarta

12)

Polisi dan TNI pun musti harus turun tangan

Apalagi katanya peserta tamasya jumlahnya jutaan

Khawatir tamasya berubah menjadi gaduh

Malah bisa-bisa menjadi riuh rusuh

13)

Dengar itu paslon dua bilang kalah menang adalah kehendakNYA

Justru ia tunjukkan bagaimana caranya bertaqwa

Ia hanya bekerja bekerja bekerja demi warga Jakarta

Biarlah warga Jakarta memilih paslon dua

14)

Wahai sahabat, berilah warga Jakarta kesempatan

Memilih paslon yang sesuai harapan

Warga Jakarta sudah cerdas, punya hati, mata dan telinga

Pasti memilih paslon dua yang memberi bukti bukan janji semata

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun