1)
Kubuka jendela pagi ini
Hawa segar bertukar masuk kamar
Terdengar burung pagi bercuit-cuit menyanyi
Menyambut pagi bersama mentari bersinar
2)
Kubaca media dalam jaringan
Banyak berita bergelimang beraneka pilihan
Dari berita recehan hiburan ringan
Sampai berita berat penyebab kepala nyut-nyutan
3)
Ini berita pilkada Jakarta putaran kedua
Basuki Djarot sang petahana
Melawan sang penantang Anies Sandiaga
Rivalitas keduanya bergema seantero nusantara
4)
Debat program kedua paslon dipertandingkan
Elektabilitas popularitas akuntabilitas juga diungkapkan
Pendukung saling baku fitnah, baku buka aib, baku hina
Seakan lupa semuanya satu nusa, bangsa dan bahasa
5)
Sang penantang Anies dikenal santun pandai berkata-kata
Mantan pecatan menteri pendidikan dan rektor paramadina
Sedangkan Sandiaga tergambar sebagai pengusaha kaya raya
Diberitakan menanggung bermilyar-milyar biaya pilkada
6)
Ah, tak apa bermilyar-milyar biaya itu kutanggung sendiri
Toh kalau menang kukutip dana proyek sebagai kompensasi
Kukatakan takkan ambil itu gaji yang jumlahnya tak berarti
72 triliun APBD DKI 10% untung boleh bagi-bagi antar koloni
7)
Apalagi paslon penantang ini merasa yakin menang
Terpengaruh persentase nilai survey yang meninggikan
Bahkan jika kalah, katanya lawanlah  pasti berlaku curang
itu pasti bukan pernyataan lucu-lucuan, khan?
8)
Lha iya, itu khan tuduhan yang berbahaya
masa sudah tentukan lawan menjadi tersangka
Sebelum kasusnya ada atau terjadi nyata?
Lha, mana mau warga memilihnya jadi gubernur Jakarta?
9)
Bisa jadi pernyataan sang penantang ditelan mentah-mentah
Oleh pendukungnya dijadikan alasan serta kilah
Akhirnya mereka ramai ramai bikin aksi Tamasya Al Maidah
Kok aneh? Yang hajatan warga Jakarta yang ribut malah orang daerah
10)
Katanya Tamasya itu mengawal proses Pilkada
Agar curang tak terjadi di TPS di wilayah DKI Jakarta
Lha khan sudah ada saksi utusan dari mereka sendiri?
Itu khan berarti tak percaya diri sendiri
11)
Ini hanya politisasi agama
Anehnya mengawal malah cenderung bela paslon tiga
Anehnya malah seperti intimidasi warga Jakarta
Anehnya kerahkan massa hanya di Pilkada Jakarta
12)
Polisi dan TNI pun musti harus turun tangan
Apalagi katanya peserta tamasya jumlahnya jutaan
Khawatir tamasya berubah menjadi gaduh
Malah bisa-bisa menjadi riuh rusuh
13)
Dengar itu paslon dua bilang kalah menang adalah kehendakNYA
Justru ia tunjukkan bagaimana caranya bertaqwa
Ia hanya bekerja bekerja bekerja demi warga Jakarta
Biarlah warga Jakarta memilih paslon dua
14)
Wahai sahabat, berilah warga Jakarta kesempatan
Memilih paslon yang sesuai harapan
Warga Jakarta sudah cerdas, punya hati, mata dan telinga
Pasti memilih paslon dua yang memberi bukti bukan janji semata
-------mw-------
*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H