Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Jokowi Ajak Kita Sengsara Dahulu, Senang Kemudian

17 Mei 2015   14:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:53 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14318457441881208574
14318457441881208574
Presiden Jokowi

Mulai 1 Januari 2015, pemerintahan Jokowi memangkas subsidi untuk BBM jenis premium. Sedangkan untuk solar, diberikan subsidi tetap (fixed subsidy) Rp 1.000/liter. Ratusan triliun rupiah ‘terbakar’ di jalanan setiap tahunnya untuk subsidi BBM. Selain nilainya yang fantastis, subsidi BBM juga dinilai tidak tepat sasaran. Mayoritas subsidi BBM dinikmati oleh mereka yang mampu yaitu pemilik kendaraan pribadi.

Bahkan Presiden Jokowi pernah menyebut bahwa dalam 5 tahun terakhir subsidi BBM bernilai total Rp 1.300 triliun. Kebijakan ini berbeda dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya yaitu menekan subsidi BBM dilakukan dengan cara menaikkan harga. Namun kenaikan harga BBM hanya ‘obat’ sementara, karena ‘penyakit’ subsidi masih menjangkiti APBN.

Dengan penghematan subsidi yang sangat besar, belanja infrastruktur tahun ini bertambah sampai Rp 100 triliun. Kebijakan ini juga mendapat respons positif, bahkan sampai ke luar negeri. David Fernandez, Managing Director, Head of FICC Research, and Chief Asia Economist dari Barclays (Inggris), mengatakan salah satu hal yang patut digaribawahi dari 100 hari pemerintahan Jokowi adalah mereformasi subsidi BBM. Baca "100 Hari Jokowi Hemat Anggaran BBM 194.19 Triliun".

Selain itu, untuk meringankan beban APBN tak tanggung-tanggung Presiden pun turut terjun langsung mengundang pihak luar negeri untuk turut berinvestasi pada pembangunan infrastruktur. Sebagaimana dirilis oleh media online www.setkab.go.id milik Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) di Beijing, Tiongkok, mengajak kepada para pemimpin dunia dan para CEO perusahaan multinasional untuk berinvestasi di Indonesia dengan menawarkan beberapa proyek, di antaranya adalah pembangunan jalan baru sepanjang 2.000 km, pembangunan 24 pelabuhan baru dan perbaikan pelabuhan lama, pembangunan 10 bandara baru dan perbaikan bandara yang sudah ada, pembangunan 20 bendungan pada kurun waktu 2014-2019, pembangunan proyek pembangkit listrik sebesar 35 ribu mega watt pada kurun waktu 2014-2019, dan pembangunan jalur rel kereta api. Selanjutnya dalam forum tersebut, Presiden Jokowi juga berjanji akan memberi kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia.

Membangun infrastruktur memerlukan waktu yang tidak dalam hitungan hari, minggu atau bulan, tapi tahun. Diperkirakan memerlukan waktu minimal 3 tahun sampai 5 tahun. Sebagaimana yang dinyatakan Presiden, misalnya untuk membangun tol laut saja ditargetkan selesai dalam jangka waktu 3-4 tahun.

Lebih jauh, Jokowi menuturkan, sejumlah kebijakan ekonomi yang ia susun bersama kabinetnya memang memberikan dampak besar terhadap pengurangan kesejahteraan masyarakat dalam waktu dekat. Namun, ia optimistis, bahwa kebijakan itu nantinya akan berdampak positif ke depan.

"Memang berat mengubah dari sesuatu yang nyaman menjadi tidak nyaman. Tapi ke depan kebijakan ini akan membuat masyarakat lebih produktif. Butuh kekuatan menderita untuk mencapai itu," kata dia.

Untuk masa depan yang lebih baik memang kita harus bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Mengapa tidak? Jadi, go ahead Mr. President..!

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Sumber bacaan
1. Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Novi Maryaningsih, dkk. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 1, Juli 2014. www.bi.go.id. Web. 16 Mei 2015.
2. Kesenjangan Ekonomi Bisa Menimbulkan Disintegrasi NKRI. 31 Maret 2015. Bayu Hermawan. www.republika.co.id. Web. 16 Mei 2015.
3. Era Jokowi, Anggaran Infrastruktur Hampir Rp300 Triliun. 17 Februari 2015. Kurniasih Miftakhul Jannah. www.okezone.com. Web. 16 Mei 2015.
4. IIF: Pembiayaan Bukan Masalah Utama Pembangunan Infrastruktur. 17 Desember 2014. Muhammad Perkasa Al Hafiz. www.marketeers.com. Web. 16 Mei 2015.
5. Keberanian Jokowi Terapkan Kebijakan Radikal Subsidi BBM. 28 Januari 2015. Hidayat Setiaji. www.detik.com. Web. 17 Mei 2015.
6. Jokowi: Kalau Impor Beras, Petani Kita Mau Makan Apa? 16 Mei 2015. Dani Prabowo. www.kompas.com. Web. 17 Mei 2015.
7. "Jangan Dipikir Jokowi Itu Penakut Ya". 16 Mei 2015. Dani Prabowo. www.kompas.com. Web. 17 Mei 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun