Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjaka Sepi Perjaka Rindu

26 Maret 2014   00:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_317035" align="aligncenter" width="549" caption="Perjaka Sepi Perjaka Rindu"][/caption]

jika gumpalan awan gelap yang bergerak perlahan
tak lagi meneteskan rintik rinai hujan
jika alunan gubahan lagu cinta yang merdu merayu
tak lagi mampu menghibur hati yang kelu

itulah sepi....

bila merekahnya bunga indah di taman
tak lagi mampu mengundang kumbang berkitaran
bila air embun pagi menggelembung tetesan
tak lagi segarkan kelopak bunga di ujung dedaunan

itulah rindu.....

Jika sepi dan rindu menyatu dalam ruang qalbuku
sungguh aku menggigil kedinginan
Jika sepi dan rindu menyatu dalam bilik pikiranku
sungguh aku demam kepanasan

sepiku dan rinduku
bagai kerja tanpa motivasi
sepiku dan rinduku
bagai ikatan sapu tanpa lidi

tawar rasaku..!
patah semangatku..!
berhenti gerakku..!
kosong pikiranku..!

sepiku menghimpit sakit
hatiku pun menyempit
rinduku menderu pilu
dadaku pun merisau

jangan biarkan aku terhempas sepi
maka perdengarkan aku suaramu yang merdu
jangan biarkan aku tersandera rindu
lalu sunggingkan aku senyummu yang berseri

jenguklah aku sesaat saja kekasihku
hangati dingin sepiku
peluklah aku sesaat saja kekasihku
selimuti demam rinduku

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Sumber Gambar

BACA JUGA

Oh Tuhan, Jika Ada Sedikit Waktu

Cinta yang Sepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun