Sementara penyelamatan masih berlangsung sampai saat ini, kepala penjaga pantai Korsel Kim Suk-Kyoon menyebut bahwa ada 550 penyelam yang terlibat dalam upaya pencarian tersebut.
Dilaporkan penyebab terbalik dan karamnya kapal feri ini belum diketahui dengan jelas. Namun saksi mengatakan mendengar benturan, sebelum kapal itu miring dan tenggelam dengan cepat. Salah satu penumpang mengatakan kepada saluran berita YTN, “Kami mendengar suara dentuman besar dan perahu berhenti.” Dan diumumkan pada saat terjadinya insiden itu seluruh penumpang diminta untuk duduk diam di tempat.
Belum kering basah air mata kesedihan keluarga korban di udara dan di laut itu, di di darat pun musibah sedang terjadi. Di Kathmandu Nepal seperti yang dilaporkan oleh CNN satu jam yang lalu, pada hari ini pagi hari tadi Jumat 18 April 2014, Dua orang pendaki gunung tewas dan 10 orang belum ditemukan dalam peristiwa longsornya salju di pegunungan Everest, Nepal. Peristiwa itu terjadi tadi pagi saat para pendaki hendak menuju puncak Everest. Evakuasi sampai saat ini masih terus dilakukan.
Pejabat dari Kementerian Pariwisata Nepal, Tilak Pandey Ram, mengatakan para pendaki yang terkena longsoran itu sebagian besar warga Nepal. Jumlah rombongan mereka sekitar 50 orang.
"Mereka terkena longsoran salju yang jatuh dari ketinggian lebih dari 20 ribu kaki," kata Tilak Pandey, seperti dikutip dari CNN, Jumat (18/4/2014)
Sampai saat ini sekitar 300-an pendaki telah mendapat izin untuk mendaki Everest untuk bulan Mei.
Jika musibah datang dimana saja baik di udara, laut maupun darat di planet bumi ini, siapapun sulit bahkan tidak bisa menghindar. Lalu kenapa musibah ini datangnya beruntun di bulan Maret dan April tahun ini? Sebagai umat beragama, kita hanya mampu meminimalkan terjadinya musibah dengan tetap meyakini bahwa semua musibah adalah rahasia dan kehendak Tuhan.
Kita semua berdoa agar semua korban bisa ditemukan segera dan keluarga korban diberikan ketabahan.
-------mw-------
*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H