Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sinyal-sinyal Kehancuran Politik Prabowo dan Gerindra

21 September 2014   18:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:02 13810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesamaan kepentingan politik lah yang menyatukan koalisi merah putih saat itu. Penggalangan koalisi merah putih sejak awal dimaksudkan mengusung PS menjadi presiden. Tapi itu sudah berlalu, PS telah gagal menjadi presiden. Ikatan KMP pun merenggang. Sekali lagi politik itu alat untuk meraih kekuasaan. Tak ada lagi ikatan yang kuat yang menyatukan anggota koalisi. Setiap partai anggota KMP masing-masing mempunyai kepentingan untuk meraih kekuasaan. Adalah omong kosong jika ada loyalitas dalam dunia politik. Tak ada kawan atau lawan abadi. Yang ada adalah kepentingan yang sama.

Sebagai mayoritas, koalisi merah putih berpeluang untuk menjadi oposisi dari pemenang pilihan presiden Jokowi yang didukung yaitu PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura. Tetapi fakta tak dapat dibantah bahwa masing-masing partai di dalam KMP sendiri ada yang berkeinginan untuk berjalan bersama dengan kekuasaan, sebagai contoh adalah PAN. Ketua Umum PAN Hatta Rajasa memberikan sinyal untuk keluar dari KMP sejak KPU mengumumkan presiden terpilih. Sinyal itu berupa seringnya ia tak bersama pasangannya PS dalam berbagai peristiwa yang seharusnya pasangan itu terlihat harus solid.

Tak hanya itu, konflik berkepanjangan internal PPP pun menambah keyakinan publik bahwa PPP juga akan keluar dari KMP. Pendukung utama PS, Surya Dharma Ali (SDA) telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK dan dilengserkan oleh Romahurmuzy cs. PPP diduga kuat akan merapat ke kubu PDIP.

14112716511095308463
14112716511095308463
Para Pemimpin Partai dalam Koalisi Merah Putih: Bubar..!

Sumber Gambar

Golkar adalah partai yang dalam sejarahnya tidak pernah berpisah dari pusat kekuasaan. Berbagai manuver di dalam intern Golkar menguatkan bahwa ada keinginan partai ini hengkang juga dari KMP. Hanya soal waktu, cepat atau lambat. Setidaknya setelah 2015 setelah Munas Partai Golkar diadakan untuk memilih ketua umumnya yang baru.

PKS walaupun malu-malu, partai yang sudah keluar dari asas Islamnya ini memberikan kesan menolak untuk masuk ke dalam pusat kekuasaan eksekutif, tapi perlu diingat bahwa partai ini dalam sejarahnya selalu berdiri di dua kaki. Kaki pusat kekuasaan salah satunya.

Oleh karena itu, upaya Partai Gerindra menjadikan  KMP solid permanen dengan tetap menahan partai dalam KMP adalah upaya yang sia-sia. Pada akhirnya koalisi ini akan bubar, hanya menunggu waktu saja. Tentu saja bubarnya tidak serta merta. Ada proses, ada pernik-pernik, ada intrik, ada konflik yang mengarah pada pembubaran koalisi. Jika pun toh ada yang bertahan, partai itu karena tak ada tempat dalam kekuasaan.

Partai Gerindra akan sendiri jika ia tak mampu memberikan "sesuatu" yang bisa ditawarkan secara politis kepada partai-partai dalam KMP tersebut.

Itu adalah sinyal kedua yang membawa Gerindra menuju kehancuran.

Blunder RUU Pilkada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun