Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kasak Kusuk e-Blusukan Presiden Jokowi

3 Desember 2014   00:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:12 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara resmi e-blusukan diperkenalkan Presiden terpilih Jokowi sepuluh hari menjelang pelantikannya menjadi presiden RI yang ke-7 periode 2014 - 2019 di Media Center Jokowi-JK, Jalan Sukabumi Nomor 23, Menteng, Jakarta Pusat yaitu pada Jumat 10 Oktober 2014. Menurut Jokowi, program e-blusukan adalah salah satu solusi untuk mendengarkan keluhan-keluhan rakyat yang ada di daerah. Cara seperti ini lebih efektif karena ia bisa mendengarkan banyak suara warga dari berbagai daerah dalam waktu bersamaan.

"Kalau sudah dengar masalahnya, logikanya masuk, nanti kita tinggal cek. Benar apa tidak. Kalau benar tinggal diputuskan dan kirim apa yang rakyat minta," demikian jelasnya lebih lanjut. Sumber disini.

Blusukan dan e-blusukan hanya berbeda cara bertatap muka antara pemimpin dan warganya. e-blusukan melalui media real time, sedangkan blusukan langsung bertemu. e-Blusukan sebagai salah satu konsep pengawasan daerah secara meyeluruh yang dipercaya bisa menghemat anggaran. Dengan memanfaatkan teknologi, diharapkan praktek pengawasan daerah dapat lebih efisien dan tidak memberatkan anggaran negara. Jadi selain hemat waktu, e-blusukan juga hemat anggaran. Baik blusukan ataupun e-blusukan menghindarkan laporan ABS (asal bapak senang) dari bawahan kepada pimpinannya.

e-Blusukan Percepat Keputusan

e-Blusukan yang telah dilakukan Presiden Jokowi dari Istana sampai saat ini adalah sebagai berikut:

1. Minggu, 30 November 2014 bersama para TKI di delapan negara yaitu Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Mesir, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Brunei. Setelah mendengar masukan dan keluh kesah dari para TKI, Presiden menghapuskan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) sesuai permintaan para TKI. KTKLN menjadi ladang pemerasan bagi TKI demikian alasan menghapuskan (sumber disini).

2. Jumat, 7 November 2014 bersama Pengungsi Sinabung (Sumut) dan korban banjir Meulaboh Aceh Barat. "Besok langsung saya kirim sembakonya. Pake plus enggak?" kata Jokowi. "Iya, tambah, Pak," kata pengungsi itu. "Besok saya kirim sembakonya plus Rp 500 ribu untuk satu keluarga," Jokowi menimpali. (sumber disini). Jokowi kemudian meminta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif untuk segera mengirimkan bantuan kepada korban banjir di Aceh. "Yang di Aceh, yang butuh perahu, tolong segera dikirim. Beras dan sembako, urusan saya yang kirim," ujar Jokowi. Permintaan ini disanggupi Syamsul. (Sumber disini)

3. Senin, 20 Oktober 2014 bersama warga di 8 (delapan) daerah yaitu Meulaboh (Aceh), Jambi, Balikpapan (Kalimantan Timur), Blitar (Jawa Timur), Manado (Sulawesi Utara), Bali (Bali dan Nusa Tenggara), Sentani (Papua) dan Manokwari (Papua Barat). Dalam e-blusukan ini Jokowi menyapa masyarakat yang ada di delapan kota tersebut, termasuk anak-anak Papua yang sempat diminta Jokowi untuk mengucapkan teks Pancasila dan bernyanyi lagu Indonesia Raya. Masyarakat melalui fasilitas video conference mengucapkan selamat kepada Jokowi yang telah resmi menjadi Presiden RI dan menyampaikan harapan mereka terhadap Jokowi untuk kemajuan Indonesia ke depannya (sumber disini).

e-Blusukan menggunakan Layanan UMeetMe

Media online Tribunnews melaporkan e-blusukan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan warganya menggunakan layanan video teleconference PT Telkom Indonesia. Melalui komunikasi video dua arah itu, warga yang berada ribuan kilometer jauhnya menjadi sangat mudah dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi untuk di dengar langsung oleh Presiden.

Mengenai layanan yang dimanfaatkan pada kegiatan e-blusukan Presiden Jokowi dan warganya tersebut di atas diberi nama UMeetMe. EGM Divisi Solution Convergence Telkom Achmad Sugiarto mengklaim bahwa layanan tersebut dapat menjangkau hingga pelosok desa karena konfigurasinya dirancang agar mudah digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun