"Kelompok itu menyesuaikan dan mengembangkan taktik mereka sehingga jangkauannya mendunia, melakukan operasi kontra-terorisme multinasional di luar negeri," kata pejabat itu. "Strategi tersebut mempengaruhi orang sehingga berpikiran sama melalui media dimana komunikasi mereka meningkatkan radikalisme jihad." Link berita disini.
Masih di Malaysia, dan tempat lain di Asia Tenggara, the diplomat.com melaporkan bahwa perekrutan ISIS dan kampanye anti-Syiah yang tajam terjadi melalui media sosial, termasuk Facebook. Seorang analis menunjuk Lotfi Ariffin, yang memiliki 24.796 pengikut dan anggota garis keras PAS partai Islam Malaysia. Link berita disini.
Manila Bulletin media online di Filipina mengungkap apa yang dikatakan oleh mantan Presiden Filipina Fidel N. Ramos yang menyitir the Guardian tentang kelompok yang dipimpin oleh Khalifah Abu Bakar Al Baghdadi tersebut.
"..... Dari 10.000 pejuang ISIS diperkirakan, sekitar 3.000 memegang paspor Eropa, dengan pejuang tambahan dari Amerika Serikat, Turki, Rusia, Cina, Asia Tengah dan Asia Tenggara". Link berita disini.
Headline the Philippine Star (www.philstar.com) menulis Kepala CINSS (Center of Intelligence and National Security Studies) Filipina Romel Banlaoi memperingatkan bahwa kelompok 200 warga Filipina telah meninggalkan Mindanao untuk bergabung saudara Muslim mereka berjuang untuk pembentukan negara khilafah dari Suriah dan Irak. Link berita disini.
Di Indonesia www.detik.com menulis Jumat dinihari 26 Desember 2014 bahwa Ketua PBNU menyatakan ribuan warga Indonesia ingin berangkat dan bergabung ke ISIS. Bahkan Presiden Jokowi mengkhawatirkan gerakan warganya ini.
"Jokowi katakan ada informasi masuk, ada ribuan simpatisan ISIS dari Indonesia yang ingin diberangkatkan, padahal sudah ada pencegahan di imgrasi tapi visanya banyak ke Turki dan gabung ke ISIS. Konon sudah berangkat 300, sudah mati 4, dan pulang 12," kata Said Agil.
Hal itu disampaikan dalam acara peringatan wafat atau Haul ke-5 Gus Dur di kantor PKB Jl Raden Saleh, Jakpus Kamis (25/12/2014). Berita selengkapnya disini.
Selain itu, Pemerintah China juga tak kuasa mencegah warganya yang beramai-ramai meninggalkan negaranya untuk pergi dan bergabung dengan ISIS di wilayah Irak dan Suriah.
Media online lain www.newrepublicoftexas.com melaporkan bahwa Serangan teroris mengerikan di Sydney minggu lalu mengingatkan Pemerintah Australia bahwa sekitar 60 pemuda dari Australia telah pergi ke Suriah untuk bergabung ISIS.
Media Pemerintah China hari Senin lalu melaporkan bahwa sekitar 300 warga China yang berjuang bersama ISIS di Irak dan Suriah. Menurut laporan itu, ini adalah suku Uighur yang telah bergabung dengan East Turkestan Islamic Movement (ETIM), dan melakukan perjalanan melalui Turki ke Suriah, di mana mereka bergabung dengan Partai Islam Turkistan (TIP). Media China menyalahkan "kebijakan ambigu" oleh pemerintah Turki yang memungkinkan akses mudah ke Turki melalui Provinsi Sanliurfa bagian tenggara Turki, dan kemudian bergabung dengan ISIS. Link beritanya disini.