Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kecanggihan Rekruitmen Pejuang ISIS, Negara Dunia Tak Sanggup Membendungnya

27 Desember 2014   03:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:23 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_361854" align="aligncenter" width="462" caption="Bendera Islamic State of Iraq and Syria di Bukit di kota Tel Abyad di Perbatasan Turki-Suriah"][/caption]

Sumber Gambar disini

Rupanya apa yang dikatakan oleh Juergen Todenhoefer dalam postingan Facebooknya tentang ISIS itu benar. Wartawan senior dari Jerman yang tinggal selama 10 hari di wilayah yang dikuasai ISIS dan baru saja lolos dari wilayah ISIS itu dalam wall status FBnya menyatakan bahwa ratusan bahkan ribuan pejuang dari penjuru dunia secara sukarela dan antusias berdatangan dan bergabung ke Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

“Bahwa ISIS jauh lebih kuat dari yang selama ini pernah kita pikirkan”. Dia mengatakan bahwa ISIS saat ini memiliki “dimensi (kekuatan, Pen.) yang lebih besar dari Inggris”, dan didukung oleh “antusiasme yang luar biasa dimana hal tersebut saya tidak pernah lihat dalam medan perang lainnya. Bahkan Al Qaeda praktis tak berarti dibanding kekuatan ISIS”.

“Setiap hari ratusan pejuang berdatangan dari penjuru dunia,” katanya. “Bagi saya itu hal yang tidak bisa dipahami”. Selengkapnya silakan baca "Negara Barat Tak Bisa Kalahkan ISIS”, Kisah Wartawan Jerman yang Lolos dari Wilayah ISIS.

Joseph Chinyong Liow mengungkap analasisnya di media online asal AS www.foreignaffair.com bagaimana strategi rekruitmen calon pejuang oleh ISIS dan para simpatisannya.

"ISIS dan simpatisannya juga menunjukkan ancamannya di dunia maya, di mana mereka telah menggunakan website dan media sosial untuk merekrut pengikut, di mana pemerintah di Asia Tenggara telah berjuang untuk membendung ancaman itu". Lanjut Joseph, pengumpulan sumbangan, video kampanye janji kemenangan yang diunggah, menciptakan aplikasi dan cuitan di Twitter, kesemuanya itu memperkuat pesan-pesan mereka. Kecanggihan teknologi yang dimiliki kelompok inilah yang membedakan dengan militan yang lain.

Joseph lebih jauh mengatakan bahwa Pemerintah di Asia Tenggara masih belum menemukan strategi yang tepat untuk membendunng perekruitan itu. Padahal ISIS belum memberdayakan kelompok-kelompok mitranya. Tautan selengkapnya silakan klik disini.

[caption id="attachment_361855" align="aligncenter" width="450" caption="Pejuang ISIS"]

1419599769236412874
1419599769236412874
[/caption]

Sumber Gambar

Sementara itu, seorang pejabat senior intelijen Malaysia mengatakan kepada the Malaysian Insider bahwa pasukan ISIS menggunakan platform media sosial seperti Facebook untuk mendaftar pejuang dari seluruh dunia. Pejabat itu menambahkan bahwa sekitar 40 warga Malaysia telah demikian direkrut.

"Kelompok itu menyesuaikan dan mengembangkan taktik mereka sehingga jangkauannya mendunia, melakukan operasi kontra-terorisme multinasional di luar negeri," kata pejabat itu. "Strategi tersebut mempengaruhi orang sehingga berpikiran sama melalui media dimana komunikasi mereka meningkatkan radikalisme jihad." Link berita disini.

Masih di Malaysia, dan tempat lain di Asia Tenggara, the diplomat.com melaporkan bahwa perekrutan ISIS dan kampanye anti-Syiah yang tajam terjadi melalui media sosial, termasuk Facebook. Seorang analis menunjuk Lotfi Ariffin, yang memiliki 24.796 pengikut dan anggota garis keras PAS partai Islam Malaysia. Link berita disini.

Manila Bulletin media online di Filipina mengungkap apa yang dikatakan oleh mantan Presiden Filipina Fidel N. Ramos yang menyitir the Guardian tentang kelompok yang dipimpin oleh Khalifah Abu Bakar Al Baghdadi tersebut.

"..... Dari 10.000 pejuang ISIS diperkirakan, sekitar 3.000 memegang paspor Eropa, dengan pejuang tambahan dari Amerika Serikat, Turki, Rusia, Cina, Asia Tengah dan Asia Tenggara". Link berita disini.

Headline the Philippine Star (www.philstar.com) menulis Kepala CINSS (Center of Intelligence and National Security Studies) Filipina Romel Banlaoi memperingatkan bahwa kelompok 200 warga Filipina telah meninggalkan Mindanao untuk bergabung saudara Muslim mereka berjuang untuk pembentukan negara khilafah dari Suriah dan Irak. Link berita disini.

Di Indonesia www.detik.com menulis Jumat dinihari 26 Desember 2014 bahwa Ketua PBNU menyatakan ribuan warga Indonesia ingin berangkat dan bergabung ke ISIS. Bahkan Presiden Jokowi mengkhawatirkan gerakan warganya ini.

"Jokowi katakan ada informasi masuk, ada ribuan simpatisan ISIS dari Indonesia yang ingin diberangkatkan, padahal sudah ada pencegahan di imgrasi tapi visanya banyak ke Turki dan gabung ke ISIS. Konon sudah berangkat 300, sudah mati 4, dan pulang 12," kata Said Agil.

Hal itu disampaikan dalam acara peringatan wafat atau Haul ke-5 Gus Dur di kantor PKB Jl Raden Saleh, Jakpus Kamis (25/12/2014). Berita selengkapnya disini.

Selain itu, Pemerintah China juga tak kuasa mencegah warganya yang beramai-ramai meninggalkan negaranya untuk pergi dan bergabung dengan ISIS di wilayah Irak dan Suriah.

Media online lain www.newrepublicoftexas.com melaporkan bahwa Serangan teroris mengerikan di Sydney minggu lalu mengingatkan Pemerintah Australia bahwa sekitar 60 pemuda dari Australia telah pergi ke Suriah untuk bergabung ISIS.

Media Pemerintah China hari Senin lalu melaporkan bahwa sekitar 300 warga China yang berjuang bersama ISIS di Irak dan Suriah. Menurut laporan itu, ini adalah suku Uighur yang telah bergabung dengan East Turkestan Islamic Movement (ETIM), dan melakukan perjalanan melalui Turki ke Suriah, di mana mereka bergabung dengan Partai Islam Turkistan (TIP). Media China menyalahkan "kebijakan ambigu" oleh pemerintah Turki yang memungkinkan akses mudah ke Turki melalui Provinsi Sanliurfa bagian tenggara Turki, dan kemudian bergabung dengan ISIS. Link beritanya disini.

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun