Sikap diam itu dimaknai sebagian besar publik pun bahwa Presiden segera melantuk Budi Gunawan. Ketua Tim 9 Buya Syafii terlihat tak sabar dan mengingatkan agar Presiden tak melantik Budi Gunawan. Namun Presiden masih saja belum menentukan sikapnya.
Sikap Presiden yang demikian menjadikan publik semakin yakin bahwa pengaruh KIH sedemikian kuat. Olok-olok boneka, petugas partai dan ABS semakin menguat dalam benak publik.
Namun, pada Rabo, 18 Februari 2015 pukul 14.20wib di Istana Negara, Jakarta, didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Jokowi mengumumkan suatu keputusan yang mengejutkan dan dinilai berani. Presiden Jokowi tak jadi melantik Komjen Budi Gunawan. Sebagai gantinya, Presiden mencalonkan Komjen Badrodin Haiti yang saat ini menjadi Plt Kapolri. Disampaikan pengajuan secara resmi Badrodin akan dilakukan setelah masa reses DPR selesai yaitu 22 Maret 2015.
Keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai calon Kapolri pengganti disambut baik oleh netizen. Nama Badrodin masuk sebagai trending media sosial Twitter di Indonesia. Yose Rizal, founder PoiticaWave, mengatakan sejak pukul 14.00 hingga 16.30, ada sebanyak 21,496 percakapan yang mempopulerkan topik ini.
"Sebanyak 88 persen netizen mendukung dan memberikan sentimen positif atas putusan tersebut," tulis dia dalam rilis pers pada Rabu, 18 Februari 2015. Sumber disini.
Pengumuman itu awal yang jitu dan berani yang menegaskan bahwa Presiden Jokowi tidak seperti yang dituduhkan oleh Fadli Zon bahwa ia adalah boneka, Presiden bukanlah petugas partai seperti kata Puan, apalagi Asal Bunda Senang seperti yang cuitkan Tommy, serta tak selemah yang disangka oleh sebagian publik. Presiden Jokowi masih milik rakyat. Jokowi adalah kita sampai saat ini.
Sekali Jokowi menepuk, tiga cibiran melayang.
Artikel terkait
Budi Gunawan Batal Dilantik: Presiden Jokowi Masih Dengar Suara Rakyat
Bertemu Prabowo, Jokowi Mulai Lawan Megawati dengan Berani?
Bu Mega, Jokowi Jangan Dilepas Kepala Diikat Kaki..!