Untuk menghasilkan foto analog yang baik, fotografer harus membaca sinar yang tersedia, sesudah itu menentukan kecepatan, mengatur bukaan rana, dan menentukan frame sebelum menekan tombol untuk mengambil gambar. Dia juga harus ingat filmnya ISO berapa dan ada berapa film yang masih tersisa.

Ketika reuni tak jarang kita membincangkan teman-teman yang nilainya selalu bagus dan selalu juara kelas, tapi tak jarang pula mereka hidupnya biasa-biasa saja sesudah lulus. Kadang kita mendapati juga bahwa teman yang semasa sekolah sering panjat pagar dan bolos malah hidupnya berhasil.
Perencanaan yang baik, proses yang teliti, dan kesabaran inilah yang biasanya menghasilkan foto inspiratif. Kamera digital tentu juga bisa dipakai dengan cara ini, namun fitur-fitur otomatis dan keserbacepatan kamera modern mendorong fotografer untuk memotret tanpa berpikir.


Beban planet kita memikul sampah semakin berat. Kebiasaan memotret dengan kamera analog akan membantu kita belajar merencanakan dengan baik, bertindak dengan hati-hati dan terukur, dan berpikir reflektif tentang hasil dari tindakan kita. Selamat mencoba fotografi analog.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI