Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

[Street Portrait] Wajah-wajah di Penghujung Tahun

31 Desember 2018   16:12 Diperbarui: 1 Januari 2019   17:06 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Street portrait adalah gabungan dua genre fotografi yang berbeda. Yang pertama adalah jenis fotografi jalanan atau street photography yang memiliki pakem tersendiri. Antara lain, memuat unsur manusia, tidak direncanakan atau diatur gayanya, mementingkan spontanitas peristiwa nyata dan beberapa unsur lain.

Jenis fotografi ini cakupan dan batasannya sangat luas dan kadang tumpang tindih.

Sweet face (dok pri)
Sweet face (dok pri)
Portrait di satu sisi mempunyai kesamaan dengan street photography karena berpusat pada manusia sebagai subjek tetapi pada sisi lain bertentangan dengan street karena pose si subjek foto selalu diatur dan diarahkan gayanya.

Bahkan, sumber dan arah sinar juga diatur, sedangkan street photography hanya mengandalkan sinar yang ada.

Kekuatan dari fotografi potret adalah ekspresi dari seorang subjek.

Tak jarang si subjek foto diberi pengarahan tentang ekspresi yang diharapkan dan dipandu oleh si fotografer supaya ekspresi tersebut muncul.

JagaBoro (dok pri)
JagaBoro (dok pri)
Ketika dua genre ini digabung maka jadilah street portrait. Naturalitas ekspresi dipertahankan tanpa arahan tetapi kekuatan ekspresi juga diharapkan tetap dapat tertangkap oleh kamera.

Maka ada dua tips utama dalam street portrait fotografi. Pertama, temukan seseorang yang mempunyai karakter yang kuat.

Kedua, tunggulah dengan sabar, orang yang berkarakter kuat tersebut menunjukkan sebuah ekspresi yang menarik. Lalu klik dan selesai.

Berpaling (dok pri)
Berpaling (dok pri)
Foto-foto ini adalah hasil saya berburu di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta menjelang akhir tahun ini.

Saya memakai kamera mirrroles yang ringkas dan lensa manual fokus 200 mm f 2,8. Saya memilih lensa dengan fokus manual, selain harganya lebih murah juga karena fokusnya tidak berpindah sendiri alias auto.

Sehingga, ketika saya sudah menentukan sasaran saya bisa klik tombol kapan saja tanpa takut fokus berpindah.

Untuk street photography pada umumnya lensa yang lazim digunakan adalah lensa 35 mm atau 50 mm.

Saya memakai lensa 200 mm supaya saya dan subjek foto berjarak sehingga ekspresi tetap natural.

Berburu ekspresi (dok pri)
Berburu ekspresi (dok pri)
Saya turun ke jalan pada liburan akhir tahun karena saya tahu bahwa jalan Malioboro pasti macet dan berjejal dengan orang liburan.

Dengan begitu saya bisa menemukan subjek-subjek foto yang berkarakter kuat dan mempunyai ekspresi yang menarik secara mudah.

Tanya jawab (dok pri)
Tanya jawab (dok pri)
Selamat turun ke jalanan dan berburu ekpresi yang menarik! Saya akan mencoba peruntungan berburu foto malam pergantian tahun ini dan hasilnya akan saya bagikan tahun depan. Selamat tahun baru!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun