Street portrait adalah gabungan dua genre fotografi yang berbeda. Yang pertama adalah jenis fotografi jalanan atau street photography yang memiliki pakem tersendiri. Antara lain, memuat unsur manusia, tidak direncanakan atau diatur gayanya, mementingkan spontanitas peristiwa nyata dan beberapa unsur lain.
Jenis fotografi ini cakupan dan batasannya sangat luas dan kadang tumpang tindih.
Bahkan, sumber dan arah sinar juga diatur, sedangkan street photography hanya mengandalkan sinar yang ada.
Kekuatan dari fotografi potret adalah ekspresi dari seorang subjek.
Tak jarang si subjek foto diberi pengarahan tentang ekspresi yang diharapkan dan dipandu oleh si fotografer supaya ekspresi tersebut muncul.
Maka ada dua tips utama dalam street portrait fotografi. Pertama, temukan seseorang yang mempunyai karakter yang kuat.
Kedua, tunggulah dengan sabar, orang yang berkarakter kuat tersebut menunjukkan sebuah ekspresi yang menarik. Lalu klik dan selesai.
Saya memakai kamera mirrroles yang ringkas dan lensa manual fokus 200 mm f 2,8. Saya memilih lensa dengan fokus manual, selain harganya lebih murah juga karena fokusnya tidak berpindah sendiri alias auto.
Sehingga, ketika saya sudah menentukan sasaran saya bisa klik tombol kapan saja tanpa takut fokus berpindah.
Untuk street photography pada umumnya lensa yang lazim digunakan adalah lensa 35 mm atau 50 mm.
Saya memakai lensa 200 mm supaya saya dan subjek foto berjarak sehingga ekspresi tetap natural.
Dengan begitu saya bisa menemukan subjek-subjek foto yang berkarakter kuat dan mempunyai ekspresi yang menarik secara mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H