Pertama, di dalam bait kedua baris pertama "Ligima muda di mataniari na bincar" memiliki arti lihat saat matahari terbit, dalam  konteks ini bahwa matahari terbit semua merasa  bergembira sebaliknya bila panasnya mulai memancar kuda pun meronta lembu melenguh jelas dari pertanyaan ini  bahwa alam sangat penting untuk kehidupan manusia.Â
Kedua, di dalam bait ketiga baris pertama "Ligima pordak parsanggulan" memiliki arti  pandanglah taman. Dalam hal ini taman yang merupakan bagian dari paru-paru dunia berupaya memberikan ketenangan  dan kenyamanan bagi setiap orang yang memandang serta yang berkunjung.Â
Ketiga, di dalam bait keempat baris pertama "Ligima rudang na bara on" memili arti lihatlah bunga yang merah itu. Konteksnya bunga merah selalu memberikan daya tarik yang bisa dinikmati oleh manusia, apalagi ketika bunga merah itu mekar di pagi hari.
Keempat, di dalam bait kelima baris pertama "Tangionma sora ni angin" memiliki arti dengarlah suara desir angin.  hal ini ekokritik biosentrisme menghubungkan bagaimana manusia harus bisa merasa dan menikmati  dari setiap desir angin yang ada, sehingga manusia itu bisa bersatu langsung dengan alam semesta.Â
Paradigma Biosentrisme dalam Puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskandar menggambarkan bahwa adanya hubungan manusia dengan alam semesta saling berkaitan dan saling memiliki nilai arti baik manusia untuk alam semesta maupun alam semesta untuk manusia. Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang saling bergantung dan memengaruhi. Sehingga manusia tidak semerta-merta hanya sebagai penguasa alam semesta itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H