Semula jiwa  kesatria mengurat di wajahmu
Wibawa santun dengan senyum di kulum
Mampu menghalau  mega mendung
Saat bendera berkibat di pusat- pusat kota dan desa
Menebar  pesona bak jaring laba-laba
Demi meraup suara
Mataharimu kau gapai
Dengan  jurus tarian ular gemulai menjadi calon dewan
Yang lihai  bermain sulap
Karenanya  bajumu banyak diolesi minyak wangi
Mata dan hidung rakyat muak
Ketika mencium bau busuk ditubuhmu.
Sandiwara/2
Panggung retoris berjalan manis'
Diantara wira-wiri kesatria  berkumandang
hisapan kata-kata dimainkan oleh sandi dan waraÂ
menceletuk kata diantara massa
menjelma  sukma
dipanggung sandiwara.
Sandiwara/3
Sandiwara sejarah
Tenggelam oleh darah dan air mata
Melihat sekumpulan massa
Dalam sejarah
Tersiska dan menderita
Ketika raga tak  bernyawa
Tolehkan beribu massa
Berjuang diujung mata.
Sandiwara/4
Segenggam cengkraman berisi amplopÂ
Bersentuh membereskan sandiwara
Kebijakan dalam berkuasa
Bertopeng  dalam kebenaran
Berselimut dalam jaringan
Menjerat dalam kepalsuan
Melukai dalam kepastian.
Sandiwara/5
Oktober dibungkus kepalsuan
sepucuk janji terpatri
Membuai menuju angan
Berganti  peran menuju rotasi
Dari setiap ingatan sandiwara
Menghadirkan ingataku akan logika
Mengisahkan rasa bersalahÂ
 Penyesalan dan  air mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H