PENDAHULUANÂ
Keberhasilan Pembangunan Pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh ketersediaan berbagai komponen pendukungnya. Salah satu diantaranya adalah kurikulum yang dikembangkan dan digunakan pada tataran satuan Pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta perkembangan berbagai tantangan dan tuntutan kompetensi yang diperlukan dalam pembangunan peradaban manusia Indonesia yang dicita-citakan pada masa mendatang.Â
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa semua guru, dari TK sampai SLTA harus berkualifikasi minimal S1 sedangkan untuk dosen  di perguruan tinggi minimal S2. Seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, dan kompetensi sosial, sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional.
Kurikulum adalah seperangkat  rencana  dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan  sebagai pedoman  penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tinggi. Sesuai dengan Perkemendikbud  No. 44 tahun  2022 tentang  merdeka belajar  dalam situasi  pandemik  wabah corona. Kehadiran kurikulum  merdeka memberikan upaya kebebasan dan otonomi  kepada lembaga pendidikan serta peserta didik memiliki kebebasan memilih bidang yang mereka sukai.
Selama dua tahun kedepan, kurikulum merdeka akan terus disempurnakan  berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak, sehingga mutu dan pemerataan Pendidikan bisa semakin meningkatan di dalam dunia pendidikan. Keberhasilan kurikulum tidak terlepas terlibatnya semua lapisan Pendidikan, salah satunya adalah tenaga pendidik. Pendidik harus selalu berupaya melakukan inovasi dengan cara  mengukur kemampuan siswa melalui aspek penilaian atau asesmen.
Kualitas pengetahuan siswa akan terlihat ketika tolak ukuran dalam memberikan penilaian selama proses belajar mengajar di dalam kelas. Sejauh mana peserta didik paham akan topik materi yang diberikan untuk mengetahui capaian tujuan dari pembelajaran yang diberikan. Â
PEMBAHASAN
KURIKULUM
Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, curiculum yang berarti bahan pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.
Murray Print  mengemukakan bahwa kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencama, yang diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga Pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum di terapkan. Beauchamp berpendapat bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang kandungannya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan displin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.Â
Sedangkan Inlow, menyatakan  kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang khusus oleh pihak sekolah guna membimbing murid untuk memperoleh hasil dari pembelajaran yang sudah ditentukan.
MERDEKA
Kata merdeka berasal dari bahasa Sansekerta maharddhika yang berartirahib/biku atau keramat, sangat bijaksana/ alim. Pengertian tersebut sering pula dikaitkandengan kesucian yang melekat dalam diri sang biku. Â Dalam konteks demikian, merdeka atau kemerdekaan adalah fitrah manusiadimanapun dan kapanpun. Bahwa masih ada individu/ rakyat yang belum merdekasama halnya dengan dehumanisasi kemerdekaan itu sendiri. Legal-formal atau politis- yuridis Indonesia memang sudah merdeka.Â
Dalam hasil pencarian KBBI daring kata  merdeka memiliki beberapa pengertian dan makna dalam pemakaiannya
mer.de.ka /mrdka/
Tesaurus
- a bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri: sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu, bangsa kita sudah --
- a tidak terkena atau lepas dari tuntutan: -- dari tuntutan penjara seumur hidup
- a tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa
contoh: 'majalah mingguan merdeka boleh berbuat dengan merdeka'
Menteri Pendidikan dan Kebudayan dalam pidatonya memperingati Hari Guru Nasional(Direktorat Jenderal Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2019) menjelaskan konsep "MerdekaBelajar", yang merupakan kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi. Esensi utamakemerdekaan berpikir, yaitu berada pada pendidik. Tanpa terjadi pada pendidik, maka tidakmungkin terjadi pada murid. Â Menteri Nadiem mengatakan Merdeka Belajar merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Misalnya, kata Nadiem, jika dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama.
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca.
Krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar yang lebar antara wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi. Â Tentu, pemulihan sistem pendidikan dari krisis belajar tidak bisa diwujudkan melalui perubahan kurikulum saja. Diperlukan juga berbagai upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah, pendampingan bagi pemerintah daerah, penataan sistem evaluasi, serta infrastruktur dan pendanaan yang lebih adil. Namun kurikulum juga memiliki peran penting. Kurikulum berpengaruh besar pada apa yang diajarkan oleh guru, juga pada bagaimana materi tersebut diajarkan. Karena itu, kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memudahkan guru untuk mengajar dengan lebih baik.
Kurikulum baru ini, memiliki perbedaan secara khusus di tiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga jenjang sekolah menengah atas, berikut penjelasannya:
1. Sekolah Dasar
Perbedaan di Sekolah Dasar Pada kurikulum 2013 untuk sekolah dasar, terdapat pemisahan antara mata pelajaran IPA dan IPS. Sedangkan, pada kurikulum prototipe, kedua mata pelajaran ini digabung menjadi satu mata pelajaran menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) tujuan sebagai persiapan ketika siswa melanjutkan pendidikan di level sekolah menengah pertama (SMP).
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Di Sekolah SMP perbedaan mencolok antara kurikulum 2013 dan kurikulum prototipe di jenjang ini, adalah pada mata pelajaran informatika, jika sebelumnya lebih bersifat pilihan, maka pada kurikulum prototipe mata pelajaran ini dianggap wajib.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Di SMA perbedaannya adalah Jika pada kurikulum 2013, siswa baru harus memilih jurusan sementara, maka pada kurikulum prototipe pemilihan jurusan atau peminatan dimulai saat siswa memasuki kelas 11 yang dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan konsultasi antara wali kelas, guru BK serta orang tua siswa.
Kurikulum Merdeka Â
- Kurikulum merdeka digagas berdasarkan latarbelakang pencetus pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara
- Kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan kegiatan yang bersifat projek baik secara perseorangan maupun kelompok yang proses penerapannya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah maupun tenaga pendidik tiap mata pelajarannya.
- Memiliki perbedaan dalam hal waktu atau jam pelajaran mata pelajaran yang belum diajarkan pada semester genap bisa diajarkan pada semester ganjil demikian pula sebaliknya atau menyesuaikan jam pelajaran setiap tahunnya.
- Capaian pembelajaran yang ditandai dengan hasil yang telah dicapai dalam bentuk sikap maupun keterampilan siswa dalam satu kesatuan yang saling terkait erat dan berdampak langsung pada kompetensi tiap siswanya.
- Dalam implementasinya kurikulum merdeka menitik beratkan kepada projek yang mengaju kepada profil pelajar  pancasila.
- Siswa merdeka dalam pembelajaran
- Mengunakan modul ajar pengganti RPP
Kurikulum 13
- Lebih menghitung jumlah jam pelajaran berdasarkan hitungan minggu, maka kurikulum 13 menghitung jam pelajaran berdasarkan tahun.
- Dalam kurikulum K.13 mengenal istilah kompetensi inti maupun kompetensi dasar
- Dalam implementasinya kurikulum K.13 menitik beratkan kepada penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan.
- Pengembangkan karakter dan kearifan lokal
- Berfokus dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Implementasi Merdeka Belajar merupakan terobosan Kemendikbudristek untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui kebijakan yang menguatkan peran seluruh insan pendidikan.Â
Assemen dalam Kurikulum Merdeka
Depdikbud (1994) mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi  secara berkesinambungan dan menyeluruh  tentang  proses dan hasil yang telah dicapai oleh siswa.  Kata "menyeluruh" megandung arti bahwa penilaian  tidak hanya ditujukan  pada penguasa salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup  aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Â
Selanjutnya, Gronlund mengartikan " Penilaian  adalah suatu  proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi atau data untuk menentukan  sejauh mana  peserta didik  telah mencapai  tujuan pembelajaran. Sementara itu, Anthony J. Nitkon  (1996) menjelaskan "Assessment is a broad term defined as a process for obtaining information that is used for making  decisions about students..."
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa  penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis  dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik  dalam rangka membuat keputusan-keputusan  berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar., bukan hanya sebagai cara yang digunakan untuk menilai hasil belajar.
Sebagaimana dinyatakan dalam prinsip pembelajaran dan asesmen, asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.Â
Asesmen Formatif
Asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen ini  membantu untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
Asesmen SumatifÂ
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.Â
Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi  atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dapat melakukan asesmen pada akhir semester. Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio).
Bentuk-Bentuk Asesmen Kurikulum Merdeka
ObservasiÂ
Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat difokuskna untuk semua peserta didik atau perindividu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/ harian.
PraktikÂ
Praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Penilaian praktik menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alatmusik, bernayanyi dan membaca puisi/ deklamasi. Tujuan  penilaian praktik untuk dapat menilai kemampuan siswa dalam mendemostrasikan keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih otentik dari pada penilaian tertulis karena bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-hari.Â
Portofolio
Portofolio bertujuan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik melalui dokumentasi hasil karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan hasil diskusi dengan pendidik. Fortofolio juga perlu dilengkapi refleksi pendidik dan pesera didik terhadap pencapaian pembelajaran.
Ceklis
Ceklis adalah daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju. Penilaian ini didasarkan pada standar-standar kerja yang sudah di tetapkan dan bobot kinerja yang sudah ditetapkan juga, lalu pendidik akan melakukan pemeriksaan terhadap hasil kerja peserta didik apakah sudah melakukan atau memenuhi standar kinerja yang ditentukan. Hasil yang diperoleh dari penilaian ceklis ini dapat digunakan untuk melakukan diferensiasi pembelajaran. Misalnya peserta didik dengan kriteria ( Ya) dapat melanjutkan pada tujuan pemeblajaran berikutnya, sementara peserta didik dengan kriteria ( Tidak) dapat diberikan remedial sesuai dengan indikator yang belum dikuasai.
Contoh lembar ceklis
Tujuan pembelajaran kelas XI Â ( Fase F) : Â Menuliskan teks prosedur kompleks dengan struktur dan bahasa yang runtut.
Indikator Tujuan Pembelajaran
Ya
Tidak
1. Â Â Â Â Menuliskan teks prosedur sesuai dengan tema
2. Â Â Â Â Menuliskan teks prosedur sesuai struktur yang baik
3. Â Â Â Â Menuliskan teks prosedur dengan bahasa yang runtut
ProyekÂ
Proyek adalah penilaian terhadap kompetensi tertentu yang diberikan dalam bentuk penugasan berorientasi riset/produk agar diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Penugasan tersebut meliputi; perencanaan, pengumpulan data, analisis data, penyajian data, hingga pelaporan. Periode waktu untuk menyelesaikanya tergantung kompleksitas tugas, misalnya dalam satu minggu, dua minggu, satu bulan atau satu semester. Tujuan proyek ini untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami, mengaplikasikan dan menyampaikan informasi tentang materi tertentu pada satu atau lebih mata pelajaran yang terkait sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai pada penugasan yang diberikan.
ProdukÂ
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam membuat produk tertentu dengan kualitas yang baik. Adapun tujuan penilaian produk yaitu untuk meningkatkan kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik serta menilai kemampuan siswa dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain dan menunjukan inovasi dan kreasi.
PenugasanÂ
Penilaian penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan meningkatka pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan (assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning) diberikan sebelum atau selama proses pembelajaran. Penilaian penugasan adalah teknik yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan ini dapat diberikan dalam bentuk kelompok maupun individual.
PENUTUP
Penilaian dalam kurikulum merdeka adalah sebuah acuan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui kemampuan peserta didik selama proses belajar mengajar yang diperoleh. Penilaian dalam kurikulum merdeka harus mampu membuat peserta didik merdeka dan bebas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Beberapa  assesmen atau penilaian yang telah dipaparkan bisa digunakan untuk menentukan kemampuan dan pengetahuan siswa selama proses belajar mengajar.
Penilaian dapat dilakukan secara formatif dan sumatif untuk mencapai prestasi peserta didik, penilain dalam kurikulum merdeka menekankan kepada profil pelajar pancasila yaitu beriman bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, kebhinekaan global, bergotong royong. Kreatif, bernalar kritis dan mandiri.
Asesmen atau penilaian dalam kurikulum merdeka harus memberikan tolak ukur terhadap hasil belajar siswa guna untuk sebagai pedoman atau acuhan pendidik dalam pembelajaran serta diharapkan satukan pendidikan memliki kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran dan assesmen atau penilaian sesuai dengan karakteristik, satuan pendidik dan setiap daerah di Indonesia.
 Diharapkan assesmen dan penilaian dalam kurikulum merdeka semakin dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara merata yang berfokus kepada siswa sebagai pelaku pembelajaran.Â
DAFTAR PUSTAKA
Print, Murray, Curriculum Development and Design, Sydney: Allen & Unwin, 1993.
Kerr, J.F. (1968). Diakses pada hari kamis, tanggal 05 Oktober  2022 pukul 14.33.  http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsikomponen.html.Â
Neagley, R.L. and Evans, N.D. (1980). Handbook for Effective Supervision of Instruction. Eng leys wood cliff, New Jersey : Prentice-Hall, Inc
Beauchamp. 1975. Curriculum Theory Will Mette. Illionis: KAGG Press
Gail, M. Inlow. 1966. The Emmergent Incurriculum. New York: -
Depdiknas (1994) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas       Â
Groundlund, N.E (1985) Measurement and Evalulution in Teaching, Fifth Edition, New York: Mc Millan Publishing Co.,Inc.
Nitko, Anthony J., (1996) Education Assesment of Student, Second Edition, New Jersey: Englewood Cliffs.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H