Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Please Talk to Me or to Your Mom

16 Juli 2023   07:50 Diperbarui: 16 Juli 2023   08:01 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita 2
Bocah itu sekarang sedang berjuang untuk mewujudkan tiga generasi di sebuah fakultas yang sama dengan kakek dan ibunya. Emosi si bocah sudah mulai stabil. Walau sudah beranjak remaja, komunikasi dengannya tetap dibuat intens.

Pasalnya, si bocah ketika SD dan dirudung oleh temannya dan sudah tidak tahan lagi pulang ke rumah mengambil pisau dapur dan mengejar bocah yang merudungnya. Untung satpam melihat dan teriak-teriak memanggil bude. Si bocah dapat ditenangkan tetapi emosinya masih lumayan tinggi. Istriku yang sedang piket jaga, pulang karena bude nelpon sambil nangis-nangis. Akupun pulang mendadak go show ke bandara. Satu gang geger.

Sampai rumah anak itu kupeluk. Aku ajak jalan. Berbicara antar dua lelaki. Berbicara mengenai cita-cita menunaikan cita tiga generasi. Bercerita mengenai kebaikan, bagaimana kakek dan ibunya selalu berjuang menyelamatkan orang bukan mencelakai orang. Bagaimana bapaknya bertarung melintasi aspal malam hari, ataupun dini hari untuk mencari rezeki yang tak seberapa.
Di depan Tugu Tani anak SD itu memelukku. Tidak menangis. Cuma ada bisikan lembut, "maafkan aku". Tubuhku serasa terbang memuji Tuhan atas karunia titipan ini.

"Siap". "Ini bapak pulang walau tiket harus ngutang. Wak. Wak. Wak."

"Apakah mau digendong atau didukung untuk beli ayam goreng nih?" tanyaku. Tidak ada jawaban. Kami berdua melangkah membeli ayam goreng, paket burger dan es cream lima ribuan. Dulu.

Bujang kalau kujemput sewaktu pulang TK setiap masuk lorong kudukung. Mendekati rumah Helen dia meronta minta turun. Anak kecil tahu malu juga dengan anak perempuan. "Malu," katanya.

Penutup
Keras seperti ibunya. Dendam tuntas seperti bapaknya. Cocok. Pas. Demikian kalau kami suka bed talk memandang purnama. Ah, sudahlah, semoga si bujang tergapai citanya. Kami hanya bisa mendoakanmu agar menjadi anak baik dan bahagia. Setiap anak tidak sama, mereka membawa karakter masing-masing. Orangtua bisa dipercaya anak (baca:menjadi teman) itu susah sekali. Carilah solusi bersama jika terjadi masalah pada anak. Anak dalam cerita ini sulung, yang sekarang suka ngopi.

Please talk to me or to your mom.

Input sumber gambar
Input sumber gambar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun