Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Please Talk to Me or to Your Mom

16 Juli 2023   07:50 Diperbarui: 16 Juli 2023   08:01 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup di bumi seperti melambat melihat lelaki kecil itu bereaksi beraksi. Kipas diletakan di pinggir meja. Dan akupun cepat sadar  membantunya serta melarangnya untuk mencolokkannya ke kabel listrik tambahan.

Si bujang pun membantu menyusun pempek yang sudah dibungkus ke dalam eks kotak mie. Aku yang melihatnya excited dengan gambaran ini, aku cuma bisa bahagia dan memanjatkan doa syukur pada Tuhan. Bocah itu lupa sarapan. Akupun menyodorkan roti lapis isi coklat dan pisang. Dia malah membuka mulutnya minta disumpalkan. Ngakaklah ibu bapaknya.

Jam enam tiga puluh. Teriaklah aku, "yang nak jualan mandilah!".
Kami berdua (dua lelaki) pun mencari bajaj di depan gang. Kami berdua lalu mengangkut pempek dan kerupuk ke bajaj. Di susun, agar ibu bisa menyempilkan badannya di bajaj.

Si ibu yang tak pernah berias modis. Berias sederhana sudah siap jam tujuh di pintu bajaj. Hanya bocil yang dapat ciuman dari ibu. Bapaknya cuma mendapat pesan, "jaga pangeran ku ya!". Suara khas bajaj pun menggema ketika abang bajaj menarik gas meninggalkan kami berdua.

Lelaki kecil itu membantu membereskan, dapur dan ruang tengah. Sebelum dia mandi, akupun berteriak, "pangeran ibu, tolong bereskan bekas tempat tidur mu ya!". "Siap," katanya.

Diskusi
Seorang anak adalah cerminan orangtua. Setuju. Seorang anak itu putih polos, setuju. Perilaku seorang anak, emosional anak terbentuk dari keluarga dan lingkungan. Perilaku dan emosi itu muncul ketika si anak harus mengambil keputusan cepat untuk dirinya sendiri dan orang-orang sekitar.

Bocah tiga tahun, nekat mengangkat kipas angin yang lumayan berat dan lebih besar dari tubuhnya. Terangkat dan terbawa. Kecepatan bocah mengambil keputusan dan mengeksekusinya membuat kepala orang dewasa harus menggeleng-geleng kepala.

Pertanyaan dasarnya, "kok bisa?". Bisa lah. Ledakan harga dirinya. Membuatnya menjadi kuat dan nekat. Sedari kecil nilai-nilai membantu sesama termasuk membantu orangtua ditanamkan. Membantu pekerjaan rumah. Urusan pekerjaan orangtua pun disampaikan agar si anak lelaki itu tahu posisi dan memiliki empati kalau  orangtua sementara tidak memperhatikannya.

Bila ada waktu antar anak sekolah atau jemput anak sekolah tanpa pemberitahuan. Apa yang ada di benak orangtua kalau melihat adegan, anaknya salim tangan seorang satpam penjaga gerbang sekolah? Selidik punya selidik. Si anak memang memiliki tabiat salim baik mau masuk sekolah ataupun pulang sekolah ke satpam ataupun ke gurunya di depan gerbang sekolah. Nilai menghormati yang lebih tua. Bahkan jika berjalan di depan orang yang lebih tua harus membungkukkan badan atau berkata permisi.

Buatlah anak memiliki harga diri dan percaya salah satu dari kedua orangtua, kalau bisa percaya kedua-duanya bagus untuk mendukungnya mencari solusi, apapun yang terjadi. 

Biasanya sih percaya ke ibu atau bapak saja. Jarang seorang anak yang bisa percaya pada bapak ibu sekaligus. Percaya bisa menerima keluhan si anak, mendengarkan keluh kesah kejadian yang dialaminya di luar, belantara keras luar sana tanpa harus menghakimi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun