Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cerita Kerah Putih dan Biru di Titik Rezeki

2 Januari 2022   09:59 Diperbarui: 2 Januari 2022   10:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dmitriy K @ unsplash.com

Titik. Cukup. Sebuah keputusan yang realistis. Begitulah ketika seorang manusia bisa melihat titik ketika sudah menjalani pekerjaan lebih dari dua dekade.

Ada tawaran kerja di sini. Ada tawaran kerja di situ. Semua memberikan tawaran yang menarik. Hampir tidak ada tawaran yang tidak menarik. Bahkan untuk urusan upah, penawar memberikan kesempatan untuk berpikir terlebih dahulu kepada pekerja, ditambah pula dengan bruto dua persen ketika sistem berjalan.

Setelah diselisik menjadi profesional adalah kunci. Pengalaman menjadi hal yang tak terbantahkan  di bidangnya. Bekerja mulai dari nol. Menseleksi SDM, membina, mengajari SDM tak kenal lelah bahkan keluar uang pribadi agar SDM memiliki keahlian dan kecintaan pada pekerjaannya. Membuat sistem agar bidangnya bisa berjalan. Membuka ruang konsultasi ketika timnya mengalami kendala bahkan membuka konsultasi pada rekan sejawat ataupun orang-orang yang bukan mitra kerja.

Emang hanya kerah putih saja yang bisa profesional dan memiliki pandangan titik. Tidak. Kerah biru pun ternyata ada. Bang Z kami memanggilnya. Penarik gerobak sampah yang mengangkuti sampah dari rumah ke rumah dan kemudian membuang di TPS sebelum diangkut mobil sampah ke TPA.

Percaya atau tidak, sudah tiga RW yang menawarinya pekerjaan untuk mengangkuti sawah di RW mereka. Bang Z menolaknya secara halus. Beberapa RW bahkan berjanji memberikan bayaran lebih besar 25 persen dari bayaran yang diterimanya selama ini.

Ketika ngobrol di Pos Kamling, Bang Z mengungkapkan kalau dia mencintai pekerjaannya. Warga RW yang selama ini dilayaninya sebagian besar baik. Ditegur. Disapa. Ucapan terima kasih adalah bayaran yang tak ternilai.

Bahkan banyak yang menganggap Bang Z sebagai "keluarga" sendiri. Ketika Bang Z sakit banyak yang datang ke tempat tinggalnya. Walau yang datang kebanyakan pembantu rumah tangga, tetapi mereka utusan kepala rumah tangga.

Selisik lagi ternyata Bang Z membersihkan tempat sampah rumah tangga dengan cinta. Resik. Bahkan kalau dimintai tolong mengangkut sampah bersih-bersih rumah juga ayo dengan catatan menyelesaikan tugasnya terlebih dulu.

Tahun 2022 sudah berjalan. Ada yang membuat resolusi secara ekonomi, spiritual dan juga keinginan-keinginan batin. Ada perjuangan untuk mencapainya.

Bagi yang memilih titik artinya sudah cukup dengan dirinya. Bukan tidak ada keinginan tetapi membatasi keinginan. Dengan membatasi keinginan maka beban hidup menjadi lebih ringan.

Capaian hidup seseorang itu berbeda dengan capaian hidup orang lain. Tidak ada yang sama, yang sama hanya kerja keras dan usaha untuk mencapainya. Kalau tidak ada kerja keras ya bye bye baby. Semakin sedikit keinginan maka semakin sedikit beban dan kekecewaan dari hal-hal  yang tidak tercapai.

Dua contoh dalam opini di Kompasiana ini, seorang profesional kerah putih dan Bang Z yang profesional kerah biru memang tidak apple to apple untuk dibandingkan. Bila dalam penelitian statistik tidak bisa dibandingkan. Dalam kualitatif bisa dijelaskan yaitu pada substansi, menjadi profesional di bidangnya.

Cerita kerah putih profesional dari mulut ke mulut apalagi kalau ada yang merekomendasikan itu adalah rezeki. Ini adalah titik rezeki, harta karun tak ternilai.

Zaman yang sudah terhubung dengan gawai satu sama lain, masih ada orang yang mau naik tingkat dengan menjelekkan orang lain, silahkan. Biasanya sih bakal terpinggirkan seiring waktu.

Cerita Bang Z dari mulut ke mulut yang bekerja baik di RW tempat tinggalnya, tentu menarik RW-RW tetangga. Bang Z tahu diri, tahu waktu dan kemampuan. Bang Z tahu titik. Bang Z tidak mau melepaskan sumber rezeki yang tidak ternilai harganya.

Selamat Tahun Baru 2022.

Salam Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun